(Spesial Tema Pahlawan)
Oleh: Liana S Syam
Aku bukan Kartini, bukan Dewi Sartika bukan pula Cut Nyak Dien, dan banyak lagi pahlawan wanita Indonesia, yang telah berjuang menegakkan kebenaran, mempertahankan, memperjuangkan dan mengharumkan nama bangsa.
Namun, walau aku seorang wanita biasa yang sangat identik dengan kaum dasteran dan waktunya dihabiskan hanya di dapur, di sumur dan di kasur saja. Insyaallah dengan tekad yang kuat serta dengan kekuatan doa mampu menjadi pahlawan bagi orang-orang yang terdekat denganku. Baik sebagai pahlawan bagi keluarga, bagi masyarakat maupun bagi agama dan bangsa di manapun aku tinggal.
Sebagai pahlawan bagi keluarga. Tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan saat mulai memutuskan untuk mengakhiri masa lajang. Setelah menikah dan berkeluarga, selain menjadi seorang istri juga sebagai seorang ibu. Perjuangan dimulai saat mengandung, melahirkan dan menyusui anak-anak. Tak cukup sampai disitu, terus berusaha membekali diri terlebih dahulu untuk selalu dekat kepada Allah SWT. Memiliki tekad yang kuat menjadikan keluarga surgawi.
Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda,
“Surga terletak di bawah telapak kaki Ibu.” (HR. Ahmad)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa tanggung jawab untuk perkembangan moral dan kerohanian anak-anak telah diembankan kepada para Ibu karena mereka memiliki pengaruh terbesar bagi anak-anak.
Hal ini berarti bahwa para Ibu tidak hanya memberikan petunjuk yang akan membimbing anak-anak menjadi anak saleh menuju surga, melainkan mereka juga harus menunjukkan kepada mereka jalannya dengan perilaku mereka.
Bagaimana membesarkan anak yang shaleh? Yakni bahwa pertama seorang Ibu harus memiliki kecintaan kepada Allah Ta’ala dalam dirinya, dan kemudian meneruskannya kepada anak-anak melalui contoh kebaikan dari dirinya, didukung dengan doa terus menerus tanpa henti bagi anak-anak.
Perjuangan dalam menjalani roda kehidupan masih panjang dan terjal. Tentu dibutuhkan pengorbanan yang tinggi, baik waktu, tenaga maupun harta dalam mengasuh, membimbing dan mendidik anak-anak demi mengantarkan menjadi anak yang saleh, berakhlak mulia berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadist serta menjadi penerus agama dan bangsa.
Berjuang untuk selalu fokus pada anak, sehingga berusaha meluangkan waktu dan tenaga sebanyak-banyaknya untuk membersamai anak. Supaya kita bisa menjadi idola dan sosok pertama serta paling istimewa yang memberikan kasih sayang, rasa aman dan perlindungan sehingga anak-anak merasa nyaman berada dalam dekapan keluarga.
Beberapa kiat untuk menjadikan anak yang shaleh membentuk generasi Qur’ani dan sebagai penerus generasi bangsa, diantaranya:
- Mendidik anak mendirikan shalat.
- Menanamkan kecintaan kepada masjid
- Mengenalkan sedekah
- Memperhatikan pergaulan anak-anak
- Memberikan keterampilan
- Menanamkan dan mengamalkan perintah Al
Qur’an - Menanamkan Akhlak dan karakter positif lainnya
- Senantiasa mengiringi dengan doa
Selain itu, wanita sebagai pahlawan keluarga. Berjuang dengan tangguh membantu mengais rezeki agar perekonomian keluarga tetap stabil dan tidak hanya mengandalkan serta berpangku tangan saja kepada kepala keluarga. Memastikan seluruh anggota tetap sehat dengan asupan makanan yang syarat dengan gizi seimbang. Agar menjadikan anggota keluarganya terutama anak-anaknya yang sehat, kuat dan cerdas.
Seorang ibu dituntut multitalenta, di mana anak-anak membutuhkan bisa memposisikan dirinya. Tidak hanya menjadi guru di rumah, namun harus bisa menjadi seorang perawat, koki, psikolog dan lainnya.
Selain itu seorang ibu semestinya mengetahui perkembangan zaman. Salah satunya tidak gagap teknologi
dan harus melek informasi melalui media internet dengan berbagai macam media sosialnya. Agar dapat mengontrol anak-anaknya, tetap berada di koridor yang benar dan tidak terjerumus kepada hal yang sia-sia.
Sebagai pahlawan bagi masyarakat. Kapan dan di mana pun kita tinggal, selalu dekat dengan masyarakat. Berpartisipasi aktif dan berperan memberikan kontribusi positif dengan apa saja yang kita miliki demi kebaikan dan kemajuan lingkungan tempat tinggal kita.
Seperti aktif di PKK, menjadi kader posyandu, menjadi guru mengaji maupun menjadi relawan dibidang sosial lainnya.
Sebagai pahlawan bagi agama. Tentunya memiliki ketakwaan dan keimanan yang kuat, agar dapat menegakkan dan menyebarkan kebenaran ajaran Islam yang indah penuh damai. Salah satunya yang dapat kita lakukan dengan menunjukan akhlak yang baik.
Perlu bagi kita untuk terus belajar menambah ilmu pengetahuan dan mencontoh tokoh wanita tangguh di zaman Rasulullah SAW., seperti Khadijah binti Khuwailid, penuh kerelaan ikut berpartisipasi dalam memikul beban dakwah. Seperti Aisyah binti Abu Bakar, dikenal sebagai seorang perempuan yang cerdas. Pemegang panji ilmu dan pengetahuan serta mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi pada masanya. Atau seperti Zainab binti Jahsy, mengisi kehidupannya dengan belajar dan membekali diri dengan ajaran-ajaran Tuhannya.
Semoga kita semua sebagai kaum wanita, diberikan kemudahan dan kemampuan dalam berjuang menyiapkan generasi yang terbaik demi membangun dan memajukan bangsa yang bermartabat. Sehingga kelak kita layak disebut pahlawan sejati.
Referensi tambahan:
- Buku Surga di bawah Telapak Kakimu
- Membangun Karakter Generasi Muda Yg Islami’ oleh ‘Muhaimin Khairul Amin
Penulis : Liana S. Syam