Semarang — Volunteer Greenpeace Semarang adakan nonton bareng film dan diskusi “Before You Eat” di Burger Dealer & Kitchen Semarang, Senin, 18 April 2022.
Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB itu mengambil topik “Peran Gen Z Cegah Perbudakan Modern di Laut”. Nobar dan diskusi film ini dihadiri oleh 25 peserta dari berbagai universitas ataupun masyarakat umum.
Film “Before You Eat” merupakan hasil kerjasama Sorgory Documentary & Archive, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dan Greenpeace Indonesia. Film ini menceritakan tentang perbudakan modern yang terjadi di laut.
Dalam film tersebut, para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing diperlakukan secara tidak manusiawi. Selama bekerja menjadi ABK, mereka tidak pernah mendapatkan hak-haknya. Banyak dari mereka tidak mendapatkan makanan yang layak seperti harus makan ayam yang sudah berlendir.
Dalam cuplikan film, seorang ABK berucap, “ga dimakan lapar, dimakan pun gaenak.
Para ABK juga sering kali merasa bersalah ketika temannya tidak kebagian makan. Namun mereka tidak memiliki pilihan lain lagi karena sudah terlanjur di atas kapal dan terombang-ambing.
“Kami seperti ada di penjara, kanan kiri laut”, ucap seorang ABK dalam cuplikan film dokumenter tersebut.
Pressure yang mereka alami di tengah laut begitu besar, mulai dari jam kerja yang panjang dan pekerjaan tidak sesuai. Ditambah dengan gaji yang tidak mereka dapatkan.
ABK yang mengharapkan dirinya terbebas dari kemiskinan justru mengalami perbudakan di tengah laut yang jauh dari siapapun.
Perlakuan-perlakuan tak wajar seperti ditendang ataupun dibentak sering dilakukan oleh atasan mereka. Dalam film itu, salah satu ABK Indonesia meregang nyawa karena perlakuan-perlakuan tidak manusiawi tersebut. Tidak sampai di sana, mereka yang meninggal karena sakit pun dilarung jasadnya.
Seorang ibu, keluarga dari ABK pun berkata sambil matanya berkaca-kaca, “Kalau pulang jasadnya itu bisa terobati, tapi kalau tidak kan kami ngerasanya masih hidup.”
Para peserta yang mengikuti nobar pun banyak yang terenyuh dan meneteskan air mata. Film tersebut menyadarkan mereka ternyata ada kisah pilu di balik hidangan laut yang mereka makan sebelum sampai di meja mereka.
Banyak keringat dan darah dari para ABK yang ada di atas kapal.
Afdhilah, salah satu volunteer greenpeace mengatakan bahwa tujuan utama ia dan kawan-kawannya mengundang semua yang hadir adalah untuk memberikan rasa empati dan ketersentuhan tentang betapa miris nasib yang dialami kawan-kawan ABK —mereka mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi.
“Maka dari itu kami ingin teman-teman bisa ikut merasakan betapa mirisnya hal ini, juga supaya kedepannya kita bersama-sama dapat membuat solusi-solusi serta tindakan-tindakan yang dapat menggebrak pintu pemerintah untuk dapat melirik dan menyelesaikan hal ini”, ucap Afdhilah.
“Di balik logo before you eat, ada kisah pilu yang seharusnya tak pernah terjadi. Mari kita sama-sama menyadarkan diri kita, memberikan kesadaran kepada orang-orang terdekat kita bahwa perbudakan di kapal asing masih terjadi, eksploitasi terhadap ABK Indonesia juga sering terjadi bersamaan dengan praktik perikanan ilegal yang tentunya mengancam kelestarian laut secara global,” tambahnya.
Kontributor: Novi Kurniati
Editor: Hajar Ummu Fatikh