Oleh : Mln. Muhaimin Khairul Amin
“Sesungguhnya kamu dapati suri tauladan yang sebaik-baiknya dalam Pribadi Rasulullah, bagi orang-orang yang mengharapkan bertemu dengan Allah dan hari kiamat dan yang banyak-banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab : 22)
Bagi orang Islam, tentu sudah tidak asing lagi dengan junjungannya Nabi Muhammad saw. yang telah membawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, mereformasi bangsa yang tadinya jahiliyah menjadi bangsa yang mengenal Tuhan yang hakiki.
Dahulu ketika Rasulullah Saw. diutus ke dunia ini, keadaan dunia pada masa itu diliputi oleh kegelapan yang sangat hebat. Jazirah arab pada zaman itu merupakan pusat segala macam kejahatan, sampai-sampai kondisi itu digambarkan oleh Al-Quranul Kariim surah Ar-Rum : 42.
“Kerusakan akhlak telah meluas di daratan maupun di lautan disebabkan apa yang telah diusahakan oleh tangan-tangan manusia.”
Hz. Masih Mau’ud a.s., pendiri Jamaah Ahmadiyah menjelaskan bahwa “Sebelum kebangkitan rasulullah saw. keadaan bangsa arab pada saat itu sudah rusak, segala macam bentuk kejahatan terdapat pada masa itu, seperti perzinahan, perjudian dan mabuk-mabukan, tetapi anehnya kejahatan itu tidak dianggap sebagai dosa, bahkan dianggap seperti hal yang biasa saja. Kejahatan yang pernah terjadi sejak nabi Adam a.s. sampai zaman akhir kesemuanya itu terdapat di zaman kedatangan Rasulullah Saw.
Dalam kegelapan itulah Rasulullah Saw. diutus untuk menerangi alam semesta ini dengan sinar kenabiannya. Beliau bagaikan sinar yang memancar di tengah-tengah malam kegelapan yang menyinari alam sekitarnya. Para ahli Mekkah mengenal beliau sejak kecil sebagai “Al-amin” dan “Shiddiq” yakni paling jujur dan paling benar. Beliau menjadi contoh terbaik dalam hal kejujuran dan kesucian di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan keburukan moral dan akhlaq.
Kecintaan dan kasih sayang beliau terhadap makhluk Allah, memancar dari diri beliau secara fitrati. Al-Qur’an menggambarkannya :
“Bahwa kebaikan yang ada dalam fitrat beliau telah siap menyinari alam semesta sebelum beliau menyentuh nur syariat. Dan nur syariat yang telah memancarkan Nur Fitratnya menjadi bulan purnama yakni Nuurun Ala Nuur.”
Seorang astronom dan ahli sejarah amatir, Michael H. Hart dalam bukunya The hundred beliau kemukakan 100 tokoh berpengaruh di dunia, dan paling atas yakni nomer wahid menurutnya adalah Rasulullah Saw., yang ke dua Isaac New Ton dan yang ke-tiga adalah Yesus (Tuhannya sendiri), lalu urutan ke-50 Hadhrat Umar Bin Khattab r.a.
Al-Quran sendiri mengatakan : “Laqad Kaana Lakum Fii Rasuulillaahi Uswatun Hasanah, Sesungguhnya kamu sekalian dapati suri tauladan yang sebaik-baiknya dalam Pribadi Rasulullah”,. (Al-Ahzab :42).
Selanjutnya, tidak ada salahnya kita senantiasa mengulang dan mengingat kembali sebagian biografi beliau, yakni tentang keluhuran akhlak baginda nabi besar Muhammad Saw.
Rasulullah Saw. senantiasa mengkidmati semua orang. sanak saudara, fakir, miskin, yatim piatu, tamu, dan orang-orang susahpun beliau khidmati.
Sekali peristiwa: Seorang nenek tua sedang menggendong beban yang berat. Rasulullah Saw. bersabda, Ibu! Berikanlah beban itu pada saya, biar saya yang membawa sampai tujuan. Melihat itu nenek tadi menjadi heran, siapa gerangan pemuda ini, pada zaman yang jahil seperti ini masih ada yang mau memperhatikan saya yang sudah teramat tua. Akhirnya setelah sampai di tujuan, nenek itu berkata Hai anak muda yang baik hati, saya tidak bisa ngasih apa-apa kecuali satu nasehat, di Mekkah ada seorang tukang sihir yang bernama Muhammad. Kamu harus menjauhinya supaya kamu selamat.
Rasulullah Saw. tersenyum dan bersabda Nek, Muhammad yang dimaksud itu akulah orangnya yang selalu difitnah orang sebagai tukang sihir. Seketika itu juga nenek tua tadi merasa malu dan kemudian mengucapkan 2 kalimah syahadat dan masuk Islam.
Mari kita perhatikan kehidupan suci Rasulullah Saw. yang seperti ini. Akhlaq beliau begitu tinggi dan walaupun beliau memiliki kharisma yang tinggi, akan tetapi sekiranya ada seorang wanita yang lemah menyuruh beliau berdiri, maka beliau akan tetap berdiri.
Kebaikan besar lainnya yang telah dilupakan oleh sebagian besar manusia di zaman sekarang adalah akhlak mulia yang ada kaitannya dengan toleransi beragama, saling menghargai satu sama lain.
Satu ketika sekujur mayat orang yahudi sedang diusung melewati Rasulullah Saw. tiba-tiba Rasulullah Saw. berdiri menghormati mayat orang yahudi itu. Sahabat berkata ya Rasulullah, mengapa engkau berdiri, inikan jenazah orang yahudi. Rasulullah Saw. menjawab, yahudi juga manusia, kitapun harus menghormatinya.
Subhanallah ! betapa tinggi akhlak Rasulullah Saw. Andai saja kaum muslimin bisa mencontoh akhlaq beliau Saw., tentu tidak akan ada yang namanya saling menghina, saling mengkafirkan, apalagi saling mengganggu dan menyerang satu sama lain. Akan tetapi faktanya masih jauh dari harapan kita, jauh panggang daripada api, seibarat langit dengan sumur yang sangat jauh berbeda.
Dalam mengkhidmati tamu, beliau tidak pandang bulu baik kawan maupun lawan, kenal ataupun tidak sebelumnya, muslim ataupun kafir, maka beliau melayaninya dengan penuh pengkhidmatan.
Dalam suatu kejadian, ada seorang yahudi yang datang kepada beliau dan berbincang-bincang begitu lamanya dengan beliau hingga larut malam sehingga yahudi ini menginap di rumah beliau. Karena dia minum susu terlalu banyak, ia sakit perut dan berak di atas tempat tidurnya. Iapun merasa malu kemudian pergi tanpa izin dan lupa kalau pedangnya ketinggalan di tempatnya menginap.
Bagaimana Rasulullah Saw ? beliau merasa menyesal karena semalam tamunya telah merasa menderita, lalu beliaupun membersihkan tempat tidur itu dengan tangan beliau sendiri. Sahabat yang melihatnya tidak tega dan meminta supaya sahabatlah yang membersihkannya bukan Rasulullah Saw. tetapi Rasulullah Saw. bersabda Tamu yang datang semalam adalah tamuku, maka adalah hak saya untuk melayaninya.”
Tak lama kemudian tamu itu datang kembali untuk mengambil pedangnya dan Rasulullah saw. menanyakan kesehatannya. Melihat kejadian itu, spontan tamu itu mengucapkan 2 kalimah syahadat dan masuk Islam.
Inilah satu contoh akhlak fadhilah Rasulullah Saw. dalam hal mengkhidmati tamu. Pertanyaannya, sekarang adakah manusia di dunia ini yang memiliki akhlak yang begitu tinggi dalam menerima tamu seperti Rasulullah Saw ??
Tidak ada orang sebaik Rasululah Saw. yang senantiasa berbuat baik terhadap mereka yang bukan saja musuh beliau, akan tetapi kepada orang yang haus akan darah beliau dan darah para sahabatnya sekalipun.
Ketika terjadi Fatah Mekkah, Rasulullah mengampuni orang-orang yang dulunya melempari beliau dengan kotoran unta, menghalangi jalan beliau dengan duri-duri, menganiaya beliau dan berusaha membunuh beliau serta para sahabatnya.
Pada hari itu beliau bersabda wahai penduduk Mekkah! Hari ini tidak ada pembalasan terhadap kalian. Laa Tatsriiba alaikumul Yaum.Kalian semua bebas! Beliau kembali ke tanah airnya guna memenuhi nubuwatan dalam kitab suci Taurat, bahwa Ruhul Qudus akan datang dan di tangan kanannya memegang syariat yang amat kuat dan ia akan ditemani oleh 10.000 orang-orang kudus.
Kita lihat apa yang terjadi tatkala kota Mekkah ditaklukkan dalam misi damai ini? Beliau memasuki kota Mekkah dengan lasykar besar beserta 10.000 orang-orang suci, para sahabat Rasulullah Saw.
kalau pada tahun 1099 Tentara Salib, tentara musyrik dengan kejam dan tanpa perikemanusiaan telah membantai 70.000 muslim laki-laki, begitupula tentara Iggris pada tahun 1874 yang juga berperang di bawah bendera perang Salib, ketika menaklukkan pantai Emas di Afrika ribuan orang yang tak berdosa mereka bunuh secara kejam. Namun ketika kota Mekkah ditaklukkan, Allah berfirman : ‘Engkau pasti akan memasuki Masjidil haram dengan aman dan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada rasa cemas dan ketakutan baik dari pihak kawan maupun lawan.”
Ketika Nabi Muhammad saw. berhadapan dengan kaum Quraisy beliau bertanya : “Apa yang kalian harapkan daripadaku atasmu? mereka menjawab : perlakukanlah kami sebagaimana Yusuf as. memperlakukan saudar-saudaranya. Maka Nabi Muhammad berkata : laa Tatsriba alaikumul yaum (tidak akan ada yang akan menyalahkan kalian hari ini) . Hari ini kalian benar-benar kubebaskan, tidak ada dendam, dengki di hati, tidak ada rasa permusuhan dan tidak pula ada rasa takut dan cemas.”
Nabi Muhammad Saw. benar-benar memberikan pengampunan kepada seluruh musuh beliau tanpa pilih bulu dengan budi yang luhur, beliau telah membuang ingatan-ingatan tentang masa lampau yang penuh dengan ejekan, penganiayaan, bahkan beliau memperlakukan lawan-lawan yang paling terkemuka dengan pertimbangan yang luhur, sangat adil bahkan dengan pengampunan yang penuh rasa persahabatan.
Ikrima adalah putera Abu jahal, termasuk salah seorang yang sangat membenci Islam. Mendengar Islam telah menang, waktu lasykar Islam telah, memasuki kota Mekkah. Ia berniat akan melarikan diri ke Abbsenia. Isterinya adalah seorang Muslimat dalam hati ( ia belum secara terang-terangan beriman). Ia memohon kepada Rasulullah Saw. agar suaminya diampuni. Kemudian ia segera mengejar suaminya yang hampir naik kapal yang akan berlayar ke Abbsenia.
Katanya : Wahai suamiku, engkau akan melarikan diri dari orang yang baik hati dan sangat penyantun? Ia meyakinkan suaminya, bahwa Nabi Muhammad pasti mengampuninya. Akhirnya Ikrima memutuskan untuk mengurungkan niatnya untuk pergi ke Abbsenia dan segera kembali ke Mekkah, menjumpai Nabi Muhammad Saw. “Aku mendengar dari isteriku bahwa engkau telah memberikan ampunan kepada orang jahat seperti aku ini”.
Ikrima yakin, bahwa orang yang mau memaafkan musuh besarnya, tidak mungkin orang itu seorang pendusta. Maka ia segera menyatakan Baiat dan mengucapkan kalimah syahadat, masuk ke dalam Islam. Karena malu Ikrima tertunduk. Nabi Muhammad menghiburnya : “Ikrima saudaraku, aku bukan saja member maaf kepadamu tetapi sebagai bukti penghargaanku, aku ingin menayakan kepadaku, apa yang dapat kuberikan kepadamu?”
Ikrima menjawab : “Tidak ada yang lebih baik yang kuharapkan kecuali anda berdoa kepada Tuhan untuk memberikan ampunan kepadaku atas segala dosa dan kekejaman yang telah kuperbuat kepadamu”. Kemudian Rasulullah Saw. pun berdoa : Yaa Allah ampunilah sikap tidak bersahabat Ikrima yang sudah-sudah kepadaku, ampunilah segala ucapan buruk yang telah ia ucapkan dengan mulutnya.”
Selesai berkata demikian lalu Rasulullah saw. bangkit dan mengenakan jubah beliau kepada Ikrima dan bersabda : “siapapun yang datang kepadaku dan beriman kepada Allah, maka ia bersamaku. Rumahku adalah rumahnya dan rumahku juga.”
Diantara orang-orang yang diperintahkan untuk mendapatkan hukuman mati adalah seorang penduduk Mekkah yang bernama Habbar, karena ia telah memutuskan tali pelana unta yang ditunggangi Hazrat Zainab, puteri Rasulullah saw. yang tengah mengandung. Karena terjatuh dari unta waktu itu, maka beliau keguguran kandungannya tidak lama kemudian meninggal dunia. Itulah suatu tindakan yang tak berperikemanusiaan yang telah dilakukan oleh Habbar.
Sekarang Habbar sendiri menghadap Rasulullah Saw. dan berkata: “Yaa Rasulallah aku melarikan diri ke Iran, tetapi timbul dalam pikiranku, bahwa Allah telah membersihkan kita dari kepercayaan Musyrik dan menyelamatkan kita dari kematian rohani. Daripada aku pergi mengakui pada orang-orang lain untuk memohon perlindungan, bukankah lebih baik aku menghadap Rasulullah sendiri, mengakui dan menyesali perbuatan buruk dan dosa-dosaku itu dan kemudian memohon ampunanmu?”
Rasulullah saw. sangat terharu atas pernyataan Habbar tersebut dan bersabda; “Habbar, jika tuhan telah menanamkan dalam hatimu kecintaan terhadap Islam, bagaimana mungkin bagiku untuk menolak memberikan ampunan kepadamu. Maka aku memaafkan segala yang telah engkau perbuat sebelum ini.”
Kisah seorang wanita Yahudi yang berusaha meracuni Nabi Muhammad saw. ia mencari tahu makanan apa yang paling disukai Rasullah Saw., yaitu daging sembelihan bagian bahunya. Lalu wanita itu memasak hidangan daging tersebut dicampur dengan racun keras yang dapat mematikan. Wanita tersebut menemui Rasulullah saw., beliau menyapa wanita tersebut, adakah sesuatu yang dapat kulakukan untuk menghidmatimu? “wahai wanita ! jawabnya: ada wahai Adul Qasim, aku berharap anda akan sudi menerima pemberianku. Ketika beliau akan bersantap, maka daging panggang tersebut diletakkan di hadapan beliau, lalu beliau mengambil sekerat. Seorang sahabat beliau bernama Bisyr bin Bara bin al-Marur juga mengambil sekerat dan memakannya. Sahabat yang lain hampir akan mengambilnya juga namun dicegah oleh Rasulullah saw. beliau mengatakan, bahwa daging ini sepertinya sudah diracuni.”
Ibnu Bisyr juga mengatakan demikian. Melihat Rasulullah Saw. mengambil sekerat, beliau pun mengambilnya namun berharap, lebih baik kalau Rasulullah saw. tidak memakannya.
Menurut riwayat, Biysr barra setelah memakan daging tersebut jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia. Rasulullah Saw. kemudian memanggil wanita yahudi tersebut dan menanyakan padanya, mengapakan engkau meracuniku? Wanita tersebut menanyakan bagaimana beliau tahu akan hal itu. Beliau menjawab, bahwa tanganku mengatakan hal ini padaku. Akhirnya wanita tersebut mengakui perbuatannya. Rasulullah saw. bertanya, mengapakah kamu melakukan itu terhadapku? Dia mengatakan, bahwa kaumku berperang melawan anda dan keluargaku ada yang meninggal duniia dalam pertempuran itu. Maka kuputuskan bahwa aku akan meracunimu dengan keyakinan bahwa anda adalah penipu. Maka anda akan mati dan kami akan aman. Tetapi jika anda seorang yang benar, sebagai Nabi Allah, maka Allah pasti akan memelihara anda.” Mendengar kejujuran wanita itu, kemudian Rasulullah saw. memaafkan wanita itu. Sejarah menyatakan bahwa wanita Yahudi tersebut kemudian masuk Islam.
Melalui coretan pena ini, penulis yang teramat lemah menyeru kepada para pemikir dan pencatat sejarah, andaikata ada yang dapat berakhlaq seperti Rasulullah Saw. maka tunjukkanlah! Siapakah ia? Siapakah orang yang akhlaknya bisa menandingi Rasulullah Saw? ketika malaikat datang kepada Rasulullah Saw. dan menawarkan diri untuk menghancurkan penduduk Thaif yang sudah membuat Rasulullah Saw. menderita sampai wajah dan sekujur badan beliau berlumuran darah sepanjang jalan, akan tetapi mari kita perhatikan, apa yang disabdakan junjungan kita Rasulullah Saw.?
“Wahai Jibril, Tidak ! sabda beliau. Tujuan saya bukan untuk menghancurkan penduduk Thaif, tapi supaya mereka menyembah Allah Taala. Beliau kemudian berdoa Allahummahdii Qaumii Fainnahum Laa yalamuun.”
Inilah akhlak fadhilah Rasulullah Saw. yang telah mengadakan revolusi serta reformasi secara besar-besaran di dunia ini. Sangat disayangkan, akhlak beliau yang begitu tingginya banyak dilupakan oleh manusia pada umumnya. Kita semua faham, kedatangan beliau untuk kedua kalinya dalam wujud Hazrat Masih Maud a.s. adalah untuk menghidupkan agama dan menegakkan syariat, membawa manusia menuju Tuhan-Nya yang hakiki.
Akhlaq seorang muslim di masyarakat, dan ketaqwaan di hadapan Allah Swt. Seibarat sayap bagi burung yang biasa terbang. Burung, apabila kedua sayapnya patah, maka tak mungkin bisa terbang menghantarkan dirinya pergi ke suatu tempat tujuan. Demikian juga dengan seorang muslim, apabila akhlaq dan ketaqwaannya bobrok, ia tak mungkin mendapatkan derajat kemuliaan baik di ligkungan masyarakat maupun di pandangan Allah Swt.
Untuk tujuan suci dan mulia inilah Nabi Muhammad Saw. bersabda tentang diri beliau : Innamaa Buitstu liutammima makaarimal Akhlaaq. Artinya : Aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan nilai-nilai akhlaq yang mulia.
Nabi Muhammad Saw. berhasil menciptakan kelompok insan-insan suci yang mendapat jaminan dari langit sebagai orang-orang yang berhasil dalam kehidupannya menerima keridhaan Allah Swt. yaitu : Allah merasa Ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.
Sabda beliau Qul Inkuntum Tuhibbunallah Fattabiuwnii Mudah-mudahan kita bisa mengikuti apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabatnya, termasuk apa-apa yang telah diperagakan oleh murid terkasih beliau, Hazrat Masih Mauud a.s.dan para khalifahnya di akhir zaman ini. Aamiin.