Hari Menanam Pohon Indonesia adalah peringatan nasional untuk memberikan kesadaran dan kepedulian kepada masyarakat tentang pentingnya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui penanaman pohon. Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) jatuh pada tanggal 28 November dan diperingati setiap tahun.
Di dalam Islam, kita mengenal sebuah hadis tentang menanam pohon yang berbunyi, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim).
Pada pohon pula burung-burung bernyanyi, bahkan tak jarang pipit mencuri padi milik petani di sawah yang menghampar. Tentu ini menjadi menjadi pahala tersendiri bagi petani. Termasuk ketika tanaman itu dimakan hama atau makhluk lainnya. Nabi SAW bersabda, “Apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman itu merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman itu merupakan sedekahnya. Tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman itu kecuali merupakan sedekahnya.” (HR. Muslim).
Berdasar riset, seorang manusia menghirup 740 kilogram oksigen sepanjang tahun. Kalau peduduk bumi saat ini berjumlah 7,7 miliar lebih, berapa miliar ton oksigen kah yang harus dipasok agar semua penduduk bumi bisa terus bernafas? Selain itu, berapa pohon yang harus ditanam untuk dikonsumi dari jenis biji-bijian, buah, dan sayuran?
Pohon, selain fungsinya menghasilkan oksigen, juga mampu menjadi pelindung untuk menahan erosi di saat musim penghujan. Bahkan pohon akan menjadi pelindung yang menahan longsor dan banjir. Jadi, kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam sangat penting, sebagai wujud bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menghancurkan alam, namun untuk kebaikan alam. Inilah wujud syukur kita kepada Sang Pencipta yang konkret. Pahala ekologi menanam pohon membuat langit cerah, polusi merendah, dan lapisan ozon tidak terus bolong.
Ajakan Melestarikan Lingkungan
Perhelatan besar G20 yang telah usai, mengangkat tema recover together, recover stronger. Bukan hanya bangkit dari keterpurukan akibat perang, tetapi pemimpin-pemimpin dunia juga berunding untuk menguatkan ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi, krisis pangan, krisis energi, potensi krisis finansial, termasuk perihal perubahan iklim.
G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global. Di dalam G20 Bali Leaders’ Declaration tercantum 52 paragraf sebagai hasilnya. Poin pembahasannya terkait dengan ketegangan geopolitik global, Isu krisis pangan, perubahan iklim, kesehatan global, transformasi digital. Dari hasil tersebut, peringatan dan tujuan Hari Menanam pohon menjadi bagian dari praktek nyata mencegah perubahan iklim dan krisis pangan.
Sejalan dengan hal ini, pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hz Mirza Mashroor Ahmad aba mengajak para pemimpin politik dunia untuk mengutamakan perdamaian dunia dan mengesampingkan kepentingan pribadi dan permusuhan, demi terwujudnya kesejahteraan umat manusia. Beliau pun berdoa semoga para pemimpin dunia berusaha sungguh-sungguh dalam menjaga dan melindungi umat manusia dari kesengsaraan perang, pertumpahan darah dan kehancuran, baik saat ini maupun di masa mendatang.
Penulis: Maridah Rahmahesti