Dunia dongeng merupakan dunia yang fantastik dan penuh warna warni kehidupan. Menghidupkan kisah dengan dongeng akan menciptakan nuansa tersendiri khususnya bagi anak-anak usia sekolah dasar.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng dalam pengertian luas merupakan pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan – angan.
Dongeng yang didengar sebenarnya mewakili karakter tertentu. Ada tokoh dengan karakter positif, tetapi ada juga yang negatif. Penanaman karakter, nilai dan etika melalui dongeng dianggap efektif karena dongeng begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. Apalagi dengan sikap dan sifat anak-anak serba ingin tahu, maka penceritaan yang menarik mempengaruhi alam bawah sadar anak-anak. Nilai yang terkandung dalam dongeng akan terinternalisasi dalam alam bawah sadar anak-anak dan terus terbawa hinga mereka dewasa.
Dongeng di Tengah Kecanggihan Teknologi
Pada zaman serba canggih, kegiatan mendongeng tidak lagi terlalu populer. Sejak bangun hingga menjelang tidur, anak-anak dihadapkan pada televisi, video game, atau gadget yang menyajikan beragam tonotnan.
Bahkan, tak sedikit yang tidak sesuai untuk menjadi tontonan anak-anak. Aktivitas tersebut secara tidak langsung mempengaruhi karakter anak-anak, sehingga orang tua terkadang kali mengalami kesulitan memberikan arahan dan komunikasi untuk menanamkan nilai dan etika dengan baik.
Menurut Hurlock, salah satu karakteristik tugas perkembangan anak-anak adalah berkaitan dengan rasa ingin tahu yang tinggi (Sulhan, 2010). Anak-anak senang dengan hal-hal yang baru, merangsang rasa keingintahuan anak yang tinggi dapat dipenuhi dengan melakukan beberapa kegiatan, salah satunya dengan membaca atau mendengarkan cerita fantasi dan cerita fiksi seperti cerpen, fabel, legenda, yang mengandung unsur positif. Cerita – cerita tersebut akan mengembangkan imajinasi anak ke arah yang positif pula.
Sementara itu menurut David McCelland, bahan bacaan yang dikonsumsi oleh anak – anak saat ini, sangat menentukan karakternya 25 tahun ke depan (Lustantini, 2015). Buku yang dibaca anak-anak usia SD maupun yang diceritakan oleh orang tua atau didengarnya dari seseorang yang mengandung nilai moral, akan melekat pada memori anak hingga ia dewasa nanti.
Manfaat Dongeng pada Kebiasaan Anak
Peran orang tua dalam memperhatikan hingga membentuk kebiasaan anak juga sangat penting. Sebagian siswa, sepulang sekolah sampai menjelang tidur lebih banyak menggunakan waktunya untuk menatap layar gadget, atau bermain dengan temannya hingga sore hari. Hal ini tak jarang membuat orang tua kesulitan ketika memanggil anak untuk makan, mandi dan belajar.
Kebiasaan tersebut kerap menjadi penyebab terjadi pertentangan yang membuat orang tua cenderung melakukan kekerasan seperti membentak, menjewer, mencubit dan sebagainya. Sebaliknya, dengan perlakuan keras orang tua, anak menjadi kesal dan berpengaruh pada perangainya.
Sementara di sisi lain, ada sebagian anak yang mengisi waktu di rumahnnya dengan membaca buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah, minta dibacakan buku oleh orang tuanya karena belum lancar membaca, bahkan ada siswa yang minta dibacakan buku berulang-ulang. Pada kondisi ini, orang tua tidak mengalami kesulitan ketika memanggil dan meminta anak untuk mandi, makan, belajar, atau beribadah. Lebih dari itu, kebiasaan ini pun mempengaruhi perilaku bahkan prestasi anak tersebut di sekolah.
Anak yang dibacakan cerita, memperhatikan ucapan, gerak dan mata pendongeng. Karena seriusnya memperhatikan, tanpa sadar dalam dirinya akan timbul suatu pertanyaan yang terucap secara spontan. Sehingga tak jarang anak terlihat senang dan minta dibacakan ulang dongeng tersebut.
Dari uraian di atas maka mendongeng dapat mengurai pengaruh buruk acara televisi, lingkungan, teman bermain yang tidak baik. Membiasakan mendongeng dapat mengurangi pengaruh buruk permainan modern, selain mampu mencetak anak yang gemar membaca, berprilaku lebih baik, meningkatkan prestasi anak di sekolah, mempererat kasih sayang antara anak dengan orang tua dan keluarganya. Selain itu mendongeng dapat menjadi sarana hiburan penghilang stress anak.
Bukanhanya anak, orang tua pun bisa menambah wawasan pengetahuan anak dengan menyelipkan berbagai materi sekolah. Nilai-nilai yang terdapat dalam mendongeng tersebut diatas akan berbekas pada jiwa anak-anak hingga ia dewasa.
Oleh karena itu, di tengah banyaknya manfaat yang dapat di ambil dari mendongeng, agar dongeng menjadi kegiatan yang digemari dan menjadi media yang efektif untuk menanamkan nilai dan etika pada anak-anak, orang tua disarankan untuk memperhatikan hal berikut ini:
1. Meluangkan waktu untuk membacakan dongeng terhadap anak;
2. Carilah dongeng dengan kisah yang menarik dan mengandung nilai moral atau unsur positif lainnya;
3. Sajikan dongeng dengan semenarik mungkin, untuk itu kita dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau dapat pula mendongeng dengan ekspresi yang bervariasi.
Semoga dengan mengetahui manfaat dari mendongeng, akan banyak orang tua meluangkan waktunya untuk berkomunikasi dengan anak sehingga dapat mengetahui keadaan anak dengan baik. Semoga Bermanfaat.
Penulis: Kurniati Gusti, S.Pd (Guru Sekolah Dasar)