Sekolah adalah salah satu tempat yang harus ramah bagi anak. Selain rumah, sekolah seharusnya juga menjadi tempat yang aman untuk tumbuh kembang karakter anak. Namun, sejauh mana kita bisa menjamin keamanan tersebut, termasuk pada jeda waktu dan jarak antara rumah dan sekolah?
Pada Rabu, 7 September 2022 lalu, terlihat pemandangan yang sedikit unik di Tambun Selatan. Siswa-siswa terlihat berkumpul sekitar pukul 7 pagi, namun bukan di sekolah. Mereka berkumpul di sekitaran jogging track, tak jauh dari sekolah mereka tercinta, yaitu SMPN 11 Tambun Selatan.
Beberapa guru dan OSIS terlihat mendampingi para siswa, yang kemudian berjalan bersama-sama serta beriringan menuju ke sekolah. Dalam bahasa sunda, aktivitas semacam ini disebut ngabring. Ternyata benar, siswa dan guru SMPN 11 Tambun Selatan tersebut sedang melaksanakan program “Ngabaso” atau Ngabring Bareng ka Sakola (Berjalan bersama-sama ke sekolah – peny.)
Program ini terlihat unik dan menarik. Bukan hanya pada ide kebersamaan dengan berjalan bersama ke sekolah, namun ternyata “Ngabaso” merupakan bentuk upaya penanaman karakter siswa. Lebih jauh lagi, ada upaya konkret yang dilakukan untuk mencegah berbagai ancaman kepada anak di luar rumah.
Ngabaso Membentuk Karakter Anak
Kita kadang kurang menyadari betapa anak-anak sangat rentan terhadap ancaman di luar rumah. Meskipun anak tersebut sedang berada di perjalanan menuju atau dari sekolah. Sering kita dengar berita penculikan anak sepulang sekolah, kecelakaan lalu lintas dengan korban anak sekolah, hingga beberapa kasus tawuran yang pencetus awalnya adalah perundungan atau bullying.
Kebahagiaan anak ketika bertemu dengan teman-temannya, bisa menurunkan sikap waspada ketika sedang bermain atau berjalan menuju sekolah. Kelalaian itu tak jarang memunculkan bahaya yang tak terhindarkan.
Namun demikian, sisi positif dari kebersamaan anak bersama teman sebayanya adalah tertanamnya rasa solider sejak kecil. Anak kan belajar saling menyayangi, saling membahagiakan satu sama lain, dan juga belajar untuk melindungi teman yang berada di sampingnya.
Ada rasa sili asih, sili asuh, di antara siswa atau anak-anak yang sedang bersama. Dengan begitu, mereka pun akan terlatih untuk mengikis egoisme dengan keriangan pergi bersama teman-teman. Apalgi, jika mereka berasal dari sekolah yang sama. Hal tersebut semakin memotivasi anak untuk semakin bersemangat beraktivitas bersama.
Pembentukan karakter yang saling menguatkan inilah yang menjadi satu alasan terselenggaranya “Ngabaso”. Anak-anak dilatih untuk meningkatkan kebersamaan dan saling menjaga satu sama lain. Selain itu, dengan berjalan beriringan dalam kelompok besar, ancaman pada anak tentu akan semakin berkurang. Mengingat, anak-anak yang mengalami keadaan bahaya pada umumnya mereka yang lengah atau sedang berjalan sendiri.
SMPN 11 Tambun Selatan telah melaksanakan program yang konkret terkait pembentukan karakter dan perlindungan pada anak. Orang tua dan guru tidak bisa selamanya mengawasi anak ketika sedang dalam perjalanan menuju atau dari rumah ke sekolah. Namun dengan ngabring, selain menciptakan suasana kompak, ceria dan karakter penuh semangat, juga menjadi aksi preventif melindungi anak-anak dari berbagai ancaman.
“Insya Allah, program ini akan konsisten membudayakan ngabaso sebulan sekali. Semoga langkah kecil ini Allah ridhai menjadi salah satu upaya menanamkan karakter dan budi pekerti pada diri siswa.” Pungkas salah satu guru di sana.
Penulis: Iim Kamilah, M.Pd