Oleh : Mln. Muslim Permadi
Terkadang sebagian orang berpikir bahwa hidup ini hanya untuk bersenang-senang semata dan mencari kepuasan jasmaninya saja serta berlomba-lomba dalam dunia ataupun materi, sehingga sering sekali muncul satu pernyataan dalam keseharian, “Hidup ini hanya sementara maka nikmatilah dengan sepuas-puasnya,” sehingga ia meninggalkan sebagian dari kewajiban terhadap penciptanya tanpa memikirkan kehidupan akhirat yang lebih kekal, diantaranya adalah ibadah shalat.
Kita sebagai makhluk Allah Ta’ala telah diciptakan dalam penciptaan yang sebaik-baiknya. Sebagaimana Allah swt. berfirman:
لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِیۡۤ اَحۡسَنِ تَقۡوِیۡمٍ ۫
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. (At-Tin:5)
Hal ini berarti bahwa manusia telah diciptakan dalam ciptaan yang terbaik dan juga diberikan kelebihan dibanding dengan makhluk lainnya, begitu pula dengan kewajiban dan tanggung jawabnya. Sebagaimana Allah swt. berfirman:
وَ مَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَ الۡاِنۡسَ اِلَّا لِیَعۡبُدُوۡنِ
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Az-Zariyat: 57)
Manusia diciptakan bukan tanpa tujuan atau hanya untuk memenuhi dan menghiasi dunia saja, tetapi memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu mengabdi kepada Allah swt. Salah satu bentuk pengabdian kepada Allah swt. itu adalah ibadah shalat, yang merupakan salah satu bagian yang penting dari rukun Islam. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw bersabda dalam satu Hadits:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan). (Abu Dawud, no. 495)
Kalau kita cermati dari hadis tersebut, dapat kita simpulkan begitu pentingnya ibadah shalat bagi umat Islam, sehingga anak usia belia pun sudah dibimbing untuk menegakkan shalat dan pemberian suatu tindakan tegas ketika memasuki usia 10 tahun terhadap kelalaian dalam menegakkan salat sebagai latihan tarbiyat. Tetapi perlu digarisbawahi, maksudnya di sini bukanlah dengan cara menzalimi fisik, melainkan lebih mengarah pada upaya mendidik.
Lantas apa pengertian shalat itu? Menurut bahasa shalat artinya adalah doa. Dan menurut pengertian secara umum shalat adalah hubungan antara hamba dengan Khaliq-Nya, baik dalam bentuk pengabdian, pengharapan maupun permohonan. Menurut pendiri Jema’at Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Shalat adalah sebuah komunikasi dan daya tarik antara seorang hamba dengan Tuhannya supaya tetap terjalin hubungan dengan erat.
Sedangkan tujuan shalat dan manfaat shalat sebagaimana difirmankan oleh Allah swt.:
اِنَّنِیۡۤ اَنَا اللّٰہُ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّاۤ اَنَا فَاعۡبُدۡنِیۡ ۙ وَ اَقِمِ الصَّلٰوۃَ لِذِکۡرِیۡ
Sesungguhnya, Aku Allah; tiada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku semata, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. (Tha Ha: 15)
Ayat tersebut sejalan dengan sabda Hadhraat Masih Mau’ud as . Shalat adalah sarana komunikasi untuk mengingat Allah Ta’ala dan juga sebagai sarana menyembah atau mengabdi kepada Allah Ta’ala.
Selanjutnya kita akan mengupas sepenting apakah salat itu bagi seorang hamba yang Muslim?
1. Dari Buraidah ra., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka ia telah kafir. (Shahih: HR. Ibnu Majah, no. 1079; At-Tirmidzi, no. 2621 dan an-Nasa-i, I/231-232) Artinya shalat sebagai indikasi status keimanan seseorang, apakah ia orang beriman atau orang yang ingkar.
2. Shalat adalah penyebab dihapusnya (dosa) kesalahan dan keburukan.
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Hamzah ia berkata telah menceritakan kepada Ibnu Hazam dan Ad-Darawardi dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Abi Salamah Bin Abdurrahman dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيْهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوا: لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ. قَالَ: فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
Bagaimana menurut kalian apabila ada sungai di depan pintu salah seseorang di antara kalian, lalu ia mandi lima kali sehari di sungai tersebut, masihkah ada kotoran yang tersisa?” Para Sahabat menjawab, “Tidak akan ada kotoran yang tersisa.” Beliau saw. melanjutkan, “Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah swt. menghapuskan (dosa-dosa) kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat-shalat itu. (HR. Al-Bukhâri dan Muslim)
Jadi salat sebagai sarana penghapus dosa atau kesalahan-kesalahan hambanya yang dilakukan tanpa sengaja ataupun disengaja.
3. Ketika musibah ataupun bala sedang menimpa seseorang atau melanda penduduk bumi, seperti situasi wabah pandemic covid-19 sekarang ini, bagi umat Islam selain kita menta’ati arahan dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, amalan kita juga sebaiknya diikuti dgn melakukan sedekah sebagai upaya ikhtiar. Selain itu kita juga hendaknya memohon pertolongan kepada Sang Khaliq, karena apapun makhluk itu, baik bakteri, virus ataupun jenis lainnya yang tampak ataupun tidak tampak, yang bernyawa pasti adalah ciptaan Allah Ta’ala, oleh karena itu sejatinya mohonlah pertolongan kepada Allah Ta’ala, karena Dia-lah yang menggenggam setiap jiwa dan mengendalikan semua makhluk yang ada di permukaan bumi ini.
Sekarang, dengan apa kita memohon pertolongan padanya? Tentunya dengan cara yang telah Dia tunjukkan. Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Baqarah: 153:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah:153)
Melalui ayat ini dapat disimpulkan, sarana memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala yaitu dengan cara memanjatkan doa-doa kepada-Nya melalui sholat.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dari hazrat Abu Hurairah:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ رواه مسلم
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabb-Nya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim, no. 482)
Jadi sarana meminta pertolongan kepada Allah swt. yaitu dengan memperbanyak doa ketika shalat terutama dalam sujud.
4. Dengan banyak berdzikir kepada Allah swt. hati akan jadi tentram. Sebagaimana Allah swt. berfirman:
اَلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ تَطۡمَئِنُّ قُلُوۡبُہُمۡ بِذِکۡرِ اللّٰہِ ؕ اَلَا بِذِکۡرِ اللّٰہِ تَطۡمَئِنُّ الۡقُلُوۡبُ
Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ketahuilah! Hanya dengan mengingat Allah, hati akan memperoleh ketenteraman. (Ar-Ra’d: 28)
Dzikir dengan cara bagaimana? Yaitu dengan menegakkan shalat, seperti firman Allah Ta’ala pada tempat lainnya :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Thaha:14)
5. Sebagai penutup, shalat adalah sarana untuk meraih kemenangan dan kesuksesan. Kita selalu mendengar seruan adzan yang dikumandangkan 5 kali dalam sehari semalam. Dalam lantunan adzan selalu dikumandangkan:
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
Mari tegakkan sholat. Mari raih kemenangan.
Jadi untuk keluar dari keterpurukan dan kesulitan seperti situasi pada saat ini, selain mengikuti aturan pemerintah sebagai upaya ikhtiar, mari dekatkanlah dan rebahkanlah segenap jasmani dan rohani kita dihadapan Allah swt. melalui shalat dan doa. Semoga semua kesulitan bisa kita lalui dan kemenangan bisa kita raih kembali. Aamiin.