Melalui aksi beberapa pihak, dunia barat telah menampilkan suatu konsep yang salah mengenai jihad (Perang Suci). Kata Jihad di-identikkan dengan barisan orang-orang religius yang fanatik dengan janggut yang seram dan mata berapi-api, dengan mengacungkan pedang dan menyerang orang-orang kafir.
Jihad dalam terminologi Islam berarti melakukan suatu upaya, berusaha dan berjuang dengan cara yang mulia. Selama berabad-abad makna Jihad telah dirusak atau setidaknya telah dibuat menyimpang. Hal yang sangat penting yang diperlukan oleh dunia Islam adalah menghidupkan kembali dan merebut kembali makna sejati dari Jihad.
Jihad dapat dibagi menjadi dua kategori besar. Pertama adalah Jihad Akbar. Ini adalah Jihad melawan diri sendiri dalam mengekang kecenderungan dosa, yaitu dengan penyucian diri. Ini adalah jihad yang paling sulit, oleh karenanya dalam hal ganjaran dan berkatnya Jihad ini masuk ke dalam kategori Jihad tertinggi.
Jihad yang kedua adalah Jihad Asghar. Ini adalah Jihad pedang. Ini adalah Jihad secara komunal dan berada dibawah syarat dan kondisi tertentu. Al-Qur’an menyatakan bahwa peperangan hanya dilakukan pada mereka yang menyerang Muslim terlebih dahulu dan syarat ini juga yang sangat ditekankan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang lain. Ayat yang disebut ayat pedang di dalam Al-Qur’an seringkali dipergunakan diluar konteks, seolah dikesankan sebagai pembantaian yang membabi buta kepada kaum kafir. Kata-kata Al-Qur’an seperti ‘bunuhlah’, dimanapun kalian menemukannya, hal itu hanya berlaku dalam kasus dimana musuh telah menyerang Muslim lebih dahulu dan berlaku kepada orang-orang kafir dan musuh-musuh yang telah melanggar suatu perjanjian yang sudah disepakati. Hal tersebut tidak berlaku untuk peperangan atau pertarungan tanpa sebab. Menafsirkan ayat-ayat ini diluar konteks yang sudah disebutkan diatas maka hal itu akan menjadi ejekan dari cita-cita luhur Islam. Tidak ada satupun contoh dalam kehidupan Nabi Muhammad saw yang menawarkan kepada seseorang untuk memilih pedang ataukah Islam.
Media barat, bahkan beberapa ulama terkadang mengabaikan perbedaan antara kedua aspek Jihad diatas. Perlu diingat bahwa Al-Qur’an tidak menjadikan Jihad atau perang suci dalam konteks pasal keyakinan. Sabda-sabda dan sunnah Nabi Muhammad saw menjadikannya sebagai formula perjuangan yang sayangnya secara keliru mengarah kepada ekspresi militan. Terorisme modern telah bertentangan dengan lingkup semangat nyata Jihad Islam.
Gambaran Islam sebagai agama yang kasar dan barbar yang menetapkan hak baginya untuk menimpakan kehancuran materil dan penderitaan manusia yang tanpa dasar dengan dalih perintah Allah, bukanlah jenis Islam yang kita jumpai dalam Al-Qur’an dan dalam ajaran mulia Rasulullah saw.