Seperti halnya hukum qudrat lahiriah, demikian pula hukum qudrat ruhaniah. Akan tetapi syaratnya adalah mencari. Barangsiapa yang mencari pasti dia akan dapatkan. Orang yang berusaha keras untuk menciptakan hubungan dengan Allah Ta’ala, pasti Allah Ta’ala akan ridha (senang) terhadapnya.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as
Manusia hendaknya jangan putus asa. Serangan dosa-dosa memang dahsyat, dan ishlah (perbaikan) tampaknya sulit, namun hendaknya jangan takut. Sebagian orang mengatakan, “Kami adalah orang-orang yang sangat berdosa. Nafsu lebih menguasai diri kami. Bagaimana mungkin kami dapat menjadi orang baik?” Mereka hendaknya berpikir, bahwa orang beriman tidak pernah putus asa, yang putus asa terhadap rahmat Allah Ta’ala adalah setan, tidak ada yang lain. Orang beriman hendaknya jangan pernah menjadi pengecut.
Tidak peduli betapa pun dosa menguasai, tetap saja Allah Ta’ala telah menanamkan qudrat di dalam diri manusia untuk mengalahkan dosa. Allah Ta’ala telah menanamkan di dalam diri manusia kekuatan untuk mengalahkan dosa, dan hal itu terdapat di dalam fitratnya.
Lihat, betapa pun hebatnya air dipanaskan — dipanaskan sedemikian rupa sehingga bila disiramkan kepada apa saja maka benda-benda itu akan melepuh -- namun jika kalian tuangkan ke dalam api maka tetap saja dia akan memadamkan api tersebut, sebab Allah Ta’ala telah menanamkan khasiat tersebut pada air, yakni air bersifat memadamkan api.
Demikian pula halnya dengan manusia, betapa pun hebatnya dia bergelimang dosa dan tenggelam dalam perbuatan-perbuatan buruk, tetap saja di dalam dirinya terdapat kekuatan untuk memadamkan api keburukan (dosa). Jika hal ini tidak ada di dalam diri manusia maka tentu manusia tidak akan diberikan tanggungjawab. Bahkan kedatangan para rasul pun tidak diperlukan.
Namun sebenarnya fitrat manusia itu suci. Seperti halnya rasa lapar dan haus pada diri manusia ternyata tersedia juga makanan dan minuman. Untuk menarik napas, manusia memerlukan udara, dan itu pun tersedia. Nah, tatkala segenap kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh saja disediakan, maka mengapa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh ruh tidak disediakan? Allah Ta’ala adalah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, serta Sattaar (Maha Penyelubung aib), untuk keselamatan ruhani pun Dia telah menyediakan segenap sarana.
Manusia hendaknya mencari air ruhani maka pasti akan dia dapatkan. Dan carilah makanan ruhani pasti kepadanya akan diberikan. Seperti halnya hukum qudrat lahiriah, demikian pula hukum qudrat ruhaniah. Akan tetapi syaratnya adalah mencari. Barangsiapa yang mencari pasti dia akan dapatkan. Orang yang berusaha keras untuk menciptakan hubungan dengan Allah Ta’ala, pasti Allah Ta’ala akan ridha (senang) terhadapnya.
—–
Source: Malfuzat, jld. X, hlm. 94-95