Oleh: Mln. Dian Kamiludin Achmad
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami Allah,” kemudian mereka istiqamah, turun kepada mereka malaikat-malaikat, “Janganlah kamu takut, dan jangan pula bersedih; dan berilah khabar suka tentang surga yang telah di janjikan kepadamu. (Fussilat: 30)
Dalam tafsir singkat yang diterbitkan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia pada catatan kaki dari ayat ini terdapat penjelasan sebagai berikut:
Dalam kehidupan di sinilah malaikat-malaikat turun kepada orang yang beriman untuk memberi mereka kata-kata penghibur dan pelipur lara, bila mereka menampakkan keteguhan dan ketabahan di tengah-tengah cobaan dan kemalangan yang berat.
Ayat ini merupakan dasar ataupun dalil mengenai istiqomah, yang mana arti istiqomah sendiri adalah bersikukuh atau tetap kokoh dalam kondisi apapun, baik dalam keadaan suka ataupun duka. Ketika mereka sudah yakin bahwa Tuhan mereka adalah Allah subhanaahu wa ta’ala yang akan terus memberikan pertolongan dan perlindungan, kemudian mereka beristiqomah, tetap teguh, tetap bersikukuh, tetap berdiri tegak pada keimanan dan keyakinan pada suatu kebenaran.
Kemudian dalam hadits Nabi Muhammad saw. terdapat penjelasan mengenai istiqomah sesuai pembahasan saat ini:
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” – رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah.” (HR.Muslim)
Dalam hadits ini pun disebutkan pula tentang nasihat Nabi Muhammad saw. untuk istiqomah setelah kita menyatakan beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’ala. Jadi dalam kondisi apapun setelah kita mengklaim diri kita ini beriman, maka jangan pernah mundur dalam keimanan kita tersebut, terlebih ketika menghadapi ujian dan cobaan dalam keimanan kita.
Di dalam salah satu sabda Pendiri Jema’at Muslim Ahmadiyah, beliau pun bersabda:
“Orang-orang yang tidak sabar akan berada di dalam belenggu syaitan. Jadi, orang muttaqi pun harus berperang melawan ketidaksabaran. Di dalam Kitab Bustan ada di terangkan perihal seorang ‘Aabid (yang senantiasa menyibukkan diri dalam beribadah), bahwa bila saja dia beribadah maka Hatif (malaikat yang menyampaikan suara ghaib) selalu menyerukan bahwa, “Engkau itu tidak diterima dan ditolak.” Suatu kali seorang muridnya mendengar suara tersebut dan mengatakan, “Kini kan sudah diputuskan. Apa gunanya lagi bersikeras?”
Sang ‘Aabid itu menangis tersedu-sedu dan mengatakan, “Kemana lagi aku harus pergi meninggalkan Wujud Yang Mulia itu? Jika aku ini terkutuk, biarlah terkutuk. Ini suatu hal yang sangat berharga bahwa aku dikatakan terkutuk.” Belum lagi pembicaraan dengan sang murid itu berakhir, datanglah suara yang mengatakan, “Engkau sudah dikabulkan.” Jadi, ini semua adalah karena ketulusan dan kesabaran, yang merupakan syarat untuk menjadi muttaqi.” (Malfuzhat)
Nah, jadi dalam kondisi demikian pun seorang yang istiqomah (yang digambarkan dalam sabda beliau ini) walaupun seorang Aabid yaitu hamba yang selalu taat beribadah dan tidak pernah meninggalkan ibadah meskipun dalam kondisi apapun tetapi ketika mendengar suara dari malaikat bahwa ibadah dan doanya tidak diterima, tetapi dia tidak putus asa malah justru dia terus meningkatkan ibadah dan doanya itu, akhirnya dengan usaha, istiqomah dan keyakinannya itu akhirnya ia mendengar bahwa engkau sudah dikabulkan.
Inilah bagaimana Hadhrat Masih Mau’ud ‘alaihissalam pun menyampaikan demikian, bahwa kita sebagai Ahmadi akan menghadapi berbagai cobaan dan ujian karena kita sudah beriman pada sebuah kebenaran, yaitu beriman kepada Imam Akhir Zaman. Tetapi kalau kita istiqomah dan berpegang teguh pada pendirian dan keimanan kita, maka insyaa Allah pertolongan, karunia dan keberkatan Allah Ta’ala akan terus turun kepada mereka yang benar-benar teguh dan istiqomah dalam mengimani Hadhrat Imam Mahdi dan Masih Mau’ud ‘alaihissalam.
Semoga Allah Ta’ala menurunkan taufiq dan hidayahnya kepada kita untuk terus istiqomah dalam mengimani kebenaran ini. Aamiin.