By: Harpan Aziz Ahmad, Kebayoran – DKI Jakarta.
Dengan itu Allah menuntun orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya pada jalan-jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya dan menuntun mereka kepada jalan lurus. (Qs. Al-Maidah, 5:17)
Di antara sifat-sifat Allah salah satunya adalah As-Salam. Para ahli bahasa dan para ahli Tafsir telah memberi berbagai macam pengertian tentang sifat As-Salam ini. Di dalam Tafsir At-Tabari, Imam Abu Ja’far Muhammad mengatakan bahwa As-Salam adalah Zat yang memberi perlindungan kepada semua makhluk-Nya. Sedangakan menurut pendapat Abu Rasim, As-Salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah swt. Allah Swt dikatakan As-Salam bahwa Dia selamat (terpelihara) dari setiap kelemahan, ‘aib dan dari fana (kehancuran).
Di dalam Tafsir Ruhul Bayan dikatakan bahwa As-Salam adalah Dia yang terlindung dari setiap musibah, dari semua kelemahan dan noda, Dia disebut As-Salam karena anugerah keselamatanNya sangat luas. Di dalam hadis dikatakan Allaahumma antas-salam (do’a yang dibaca setelah sembahyang), artinya “Ya Allah! Engkau adalah Zat terpelihara dari setiap macam noda (‘aib) dan terlindung dari setiap macam kelemahan (cacat).” Dan selanjutnya disebutkan wa minkas salam, bahwa “Engkau adalah Zat yang memberi perlindungan kepada orang yang tak berdaya dari perkara yang tidak dikehendaki dan yang menyakitkan. Serta zat Yang melepaskan dari musibah dan kesusahan di dunia ini dan juga di alam akhirat nanti.” Atau wa minkas- salam dapat juga berarti bahwa “Dia akan menghadiahkan Surga kepada orang-orang mu’min.” Sebagaimana firman-Nya:
سَلاَمٌ قَوْلاً مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ
“Selamat sejahtera sebagai ucapan salam dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (Qs. Yasin, 36:39)
Jadi dalam perkataan “Salam” ini mengandung sebuah amanat keselamatan dan perlindungan yang sempurna dari Allah swt. Sebuah kalimat pendek, namun mengandung arti yang sangat luas lagi agung. Namun untuk mendapatkan hadiah keselamatan ini serta untuk menjadi orang yang patut menerima karunia-karuniaNya baik di dunia maupun di akhirat nanti, manusia harus menciptakan ruh seperti itu di dalam diri masing-masing juga dalam pergaulan sesama yang lain, saling mengucapkan salam kepada yang lain. Maka anugerah atau hadiah keselamatan itu akan kita terima.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hazrat Anas ra katanya Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya As-Salam adalah salah satu nama Allah swt. Salam ini ditempatkan di atas bumi ini supaya kalian semua saling menyebarkan keselamatan di atas bumi ini.”
Jadi menyebarkan salaam antar sesama, menjadi sarana yang sangat baik untuk menciptakan kecintaan satu sama lain dan untuk menciptakan kedamaian di dalam masyarakat. Oleh sebab itulah Rasulullah saw telah menegaskan berulang kali di berbagai tempat untuk senantiasa menyebarkan ucapan salaam ini.
Karena untuk mendapatkan salaam dari Allah swt tentu terlebih dahulu kita harus menjadi penyebar keselamatan yang sesungguhnya di dalam lingkungan masyarakat, baru kita akan menjadi orang yang patut mendapatkan keselamatan dari pada Allah swt.
Dari penjelasan ini menjadi terang bagaimana indahnnya ta’lim atau pengajaran yang dibawa Islam, bahwa agama ini demikian konsern dan konsisten dalam membangun kedamaian, menyelenggarakan sarana bagi keselamatan umat manusia seluruhnya sebagaimana misi besar dari agama ini, rahmatan lil’alamiin. Oleh karenannya maka narasi-narasi kebencian, intoleransi –sebagaimana saat ini zahir dari orang-orang yang menyatakan dirinya Muslim, aksi anarkis dan faham radikal itu sejatinya bersumber dari luar ajaran Islam, seislami apapun jubah orang yang menyampaikannya.
Sebuah hadis yang diriwayakan oleh Hazrat Ibnu Zuber ra menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Penyakit bangsa-bangsa sebelum kamu sudah masuk kedalam lingkungan kamu juga secara perlahan-lahan yaitu, bughuz (kebencian) dan hasad.”
Jadi jelas bahwa Islam tidak pernah mengajarkan kebencian kepada umatnya, provokasi dan prilaku-prilaku lain yang menyebabkan hilangnya rasa kasih-sayang, kedamaian dan harmoni. Karenanya orang-orang yang kerap menyebarkan ancaman, provokasi dan kebencian, sekuat apapun ia sandarkan pesannya atas nama Islam, sejatinya ia bukan sedang menyampaikan pesan Islam malah sebaliknya ia sedang mencoreng nama Islam itu sendiri.
Hazrat Abdullah bin Amar ra meriwayatkan katanya pada suatu ketika seorang telah bertanya kepada Rasulullah saw: Ya Rasulallah bagaimana kedudukan Islam yang paling baik? Maka beliau saw bersabda:
تَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَ عَلَى مَنْ لَّمْ تَعْرِفْ
Artinya: “Ucapkanlah salam kepada setiap orang yang engkau kenal dan kepada yang engkau tidak kenal!”
Beliau saw bersabda lagi: “Demi Allah Yang Menguasai jiwaku! Kalian tidak akan masuk kedalam surga jika kalian tidak beriman secara sempurna, dan iman yang sempurna tidak akan diperoleh selama kalian tidak saling cinta-mencintai satu sama lain. Dan Rasulullah saw melanjutkan nasehatnya bahwa “Tahukah kalian apa yang dapat memperkuat kecintaan satu sama lain? yaitu mengucapkan salam sesama kalian.”
Khalifah Islam Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Atba terkait dengan pesan menyebarkan salam ini mensehatkan;
“Maka untuk meraih keselamatan dari Allah swt itu, Rasulullah saw telah memberitahukan caranya yaitu biasakanlah mengucapkan salam. Dengan cara ini kebencian yang tersimpan di dalam hati akan jauh tersingkir, sehingga kecintaan kepada yang lain akan meningkat dan sifat pema’af akan tumbuh subur di dalam hati. Dan berkat kebiasaan yang baik itu akan timbul suasana akrab dan kasih mesra di dalam lingkungan masyarakat. Itulah salah satu hukum Allah yang sangat penting sehingga dengan sendirinya akan timbul kekuatan untuk melakukan kewajiban haququl ibad.”
~***~
Source: Khutbah Khalifatul Masih Khamis Atba, Tanggal 11-05-2007 dari Mesjid Baitul Futuh, London UK
One thought on “ISLAM JALAN DAMAI DAN KESELAMATAN”