By : Mega Maharani Tasar – Baros, Cianjur.
Ibu 1: Emang Fikri sama Dian beneran pacaran ya bu? Aku denger kabar, kalau Fikri tadi nganter ibunya ke RS sama Dian.
Ibu 2: Masa, yang bener bu!
Ibu 1: Iya, bener bu..
Berikut adalah penggalan percakapan dari sebuah film pendek “TILIK” yang sangat viral akhir-akhir ini. Dan dari percakapan tadi merupakan awal mula sesuatu yang disebut gosip atau ghibah itu dimulai.
Dari film ini kita bisa bercermin bahwa banyak sekali dari kita tanpa kita sadari telah menggunjingkan atau menggosipkan sesuatu atau seseorang yang tidak kita sukai. Apalagi di jaman digital seperti ini, ghibah beralih bentuk tidak lagi dengan beberapa orang duduk bersama, tapi sekarang hanya dengan menggoyangkan jempol saja kita bisa berghibah lewat media sosial bahkan dari hanya sekedar foto di media sosial ghibah ini bisa meluas kemana-mana.
Tapi apakah kita tahu bahwa ghibah atau menggunjing merupakan dosa besar? Sayangnya masih sangat sedikit yang menyadari hal ini.
Seorang ulama tafsir Imam Masruq, menjelaskan; “Ghibah adalah jika engkau membicarakan sesuatu yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya. Jika yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti menfitnah (menuduh tanpa bukti).”
Demikian pula dikatakan oleh Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah dengan mengutip riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Dunya dari Aisyah ra, Dia berkata; Suatu ketika saya mengatakan kepada seorang wanita sedangkan Nabi saw pada waktu itu ada di dekatku, kataku: “Sesungguhnya perempuan ini sangat panjang bajunya.” Maka Nabi saw pun bersabda: “Muntahkanlah, muntahkanlah, maka saya pun memuntahkan sedikit daging.” (At-Targhib IV: 284)
Dan dari Ummul Mukminin Aisyah ra, dia berkata; Suatu ketika saya katakan kepada Nabi saw, “Cukuplah bagi dirimu si Asharifah yang begini dan begini”. Maka Rasulullah saw bersabda; “Engkau telah mengucapkan suatu kata-kata yang apabila dibuang kedalam air laut, niscaya air laut itu akan terkotori semua.”
Dari hadist-hadist di atas jelaslah bahwa betapa ghibah bisa merusak segalanya Bahkan air laut yang bersih sekalipun dapat kotor seluruhnya karena ghibah. Rasullullah saw menegaskan larangan menggunjing atau gibah dan menganggapnya suatu keburukan yang terburuk.
Semoga tidak ada lagi dari kita yang melakukan hal buruk seperti ini baik di sengaja maupun tidak disengaja. Karena dengan menggunjing, seibarat sedang memakaan bangkai saudara kita sendiri. Nauzubilah mindzalik
sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)
Cara terbaik dalan menghindari menggunjing atau ghibah adalah dengan mengisi waktu-waktu berharga kita dengan fikiran-fikiran positif dan lebih mendekatkan diri pada Allah swt.