By: Mega Maharani Tasar, Baros – Cianjur.
Sebagai seorang muslim kita akan senantiasa selalu berdoa dan berharap kebaikan serta keberkahan menghampiri kita. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti menjalankan segala kewajiban kita agar mendapat Ridho-Nya, berbuat baik kepada kedua orang tua dan sesama, serta juga selalu mendoakan atau berharap yang baik untuk orang lain agar kebaikan tersebut juga menular atau bahkan berbalik kepada diri kita sendiri.
Namun, terkadang karena suatu hal, ada sedikit rasa kecewa atau sakit hati dalam diri kita sehingga kita mendoakan keburukan untuk orang lain. Sebagaimana sering kita lihat di banyak sekali postingan dalam media sosial, menghujat orang lain bahkan mendoakan keburukan untuk orang yang tidak ia sukai, kepada orang yang mereka kenal maupun kepada orang yang tidak mereka kenal sekalipun.
Hujatan dan doa-doa buruk yang mereka lontarkan seakan tak di pikirkan dahulu apa akibat bagi dirinya maupun bagi orang yang ia hujat. Baru-baru ini beredar sebuah video yang berisi tentang hujatan kebencian kepada seseorang yang bahkan disertai dengan doa-doa buruk untuk orang lain.
Pada dasar nya doa merupakan komunikasi kita kepada Allah Ta’ala, Sang Maha Pencipta. Berdoa merupakan sebuah komunikasi langsung dengan Allah, setiap orang tentu berharap doanya mustajab. Berdoa tentu harus dilakukan dengan harapan yang baik, begitu pula doa yang ditujukan kepada orang lain, sebab doa yang buruk tentu akan kembali kepada dirinya sendiri.
Hal ini seperti dijelaskan oleh Sayyid Abdullah Al Haddad.
“Ketahuilah bahwa suatu laknat, bila telah keluar dari mulut seseorang, akan naik ke arah langit, maka ditutup lah pintu-pintu langit di hadapannya sehingga ia turun kembali ke bumi dan dijumpainya pintu-pintu bumi pun tertutup baginya, lalu ia menuju ke arah orang yang dilaknat jika ia memang patut menerimanya, atau jika tidak, laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
Karena itu jika kita mendapatkan keburukan dari orang lain, tidak sepantasnya kita balas dengan keburukan juga. Sangat dianjurkan membalas keburukan dengan doa yang baik.
Islam selalu menganjurkan kita untuk tidak mengutuk maupun mendoakan keburukan kepada siapapun. Jikapun mengalami keburukan, seorang muslim diajarkan untuk tidak membalasnya dengan keburukan pula.
Sayyid Abdullah bin Alawi Al Haddad dalam kitabnya Risalatul Mu’awanah wal Mudzaharah wal Muwazarah memberikan penjelasan.
“Jangan sekali-kali mendoakan datangnya bencana atau mengutuk diri sendiri, keluargamu, hartamu ataupun seseorang dari kaum Muslimin walaupun ia bertindak dzalim terhadapmu, sebab siapa saja mengucapkan doa kutukan atas orang yang mendzaliminya, berarti ia telah membalasnya. Rasulullah SAW telah bersabda: ‘Jangan mendoakan bencana atas dirimu sendiri, anak-anakmu ataupun harta hartamu. Jangan-jangan hal itu bertepatan dengan saat pengabulan doa oleh Allah SWT’.”
Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh atau teladan yang baik ketika beliau didzalimi orang-orang Thaif yang menolak dakwahnya. Beliau mendoakan agar mereka tetap diberi keselamatan atau hak hidup dengan berharap dari anak cucunya akan ada yang mau beriman kepada Allah SWT.
Sebenarnya mengutuk atau melaknat orang lain hanya diperbolehkan kepada orang-orang tertentu saja yang telah dinash oleh Allah sendiri sebagaimana penjelasan Sayyid Abdullah Al-Haddad sebagai berikut:
“Jauhkan dirimu dari perbuatan melaknat seorang Muslim (termasuk pelayan dan sebagainya), bahkan seekor hewan pun. Jangan melaknat seorang manusia tertentu secara langsung, walaupun ia seorang kafir, kecuali bila Anda yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir seperti Fir’aun, Abu Jahal dan sebagainya. Ataupun, yang Anda ketahui bahwa rahmat Allah tak mungkin mencapainya seperti Iblis.”
Mendoakan keburukan kepada orang lain, padahal orang yang didoakan tidak bersalah, termasuk tindakan kedzaliman. Karena hukum asal mendoakan keburukan kepada orang lain, mencela, menghina, adalah dilarang oleh Allah. Doa buruk dibolehkan ketika ada sebab, yaitu didzalimi orang lain.
Allah berfirman, “Allah tidak menyukai pengungkapan ucapan buruk di muka umum kecuali yang diucapkan orang yang teraniaya. Danl Allah itu Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. an-Nisa: 149).
Dari penjelasan-penjelasan tadi, semoga bisa menjadi pelajaran dan wasilah agar kita terhindar dari sikap-sikap buruk seperti menghujat ataupun berdoa buruk untuk orang lain yang kita sadari maupun tidak kita sadari.