Pemimpin tertinggi Jama’ah Muslim Ahmadiyah, Hz. Mirza Mashroor Ahmad aba dalam setiap nasehatnya dalam berbagai kesempatan senantiasa mengarahkan kita semua pada perdamaian. Sejarah panjang lahirnya agama Islam membuktikan tauladan semangat perdamaian itu.
Berbagai riwayat muslimin awalin di Mekah, menjalani konsekuensi keimanannya dalam kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan tekad besar demi Allah swt & Rasulullah saw. Mengangkat senjata dalam berbagai riwayat peperangan, hanyalah alternatif terakhir sebagai bentuk membela diri bila kesepakatan damai tak terwujud. Begitu tingginya penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dijunjung baik dalam keadaan susah maupun senang.
Saat ini dalam berbagai hal begitu rendahnya nilai-nilai kemanusiaan, sehingga hilangnya nyawa manusia, rusaknya nama baik seseorang, hilangnya masa depan seseorang, tidak dipandang lebih daripada harta, tahta, dan kekayaan materi lainnya. Kecintaan terhadap gemerlapnya dunia membutakan kecintaan kepada nilai-nilai kemanusiaan dan keyakinan terhadap Tuhan.
Nilai-nilai kemanusiaan seperti apakah yang akan kita wariskan kepada generasi mendatang?
- Jika kita ingin meninggalkan warisan harapan bagi anak-anak kita, dan mewariskan dunia yang damai kepada generasi masa depan kita, terlepas dari agama atau kepercayaan kita, perlu segera mengubah prioritas kita.Alih-alih termakan oleh materialisme dan keinginan akan kekuasaan, setiap bangsa, baik kaya maupun miskin, harus memprioritaskan perdamaian dan keamanan seluruh dunia di atas segalanya.
- Alih-alih memulai perlombaan senjata, yang mengarah pada kematian dan kehancuran, kita harus bergabung dalam perlombaan untuk menyelamatkan dan melindungi umat manusia.
- Alih-alih menutup perbatasan dan pelabuhan di negara-negara yang bertikai, menyebabkan anak-anak tak berdosa dibiarkan kelaparan dan orang sakit kehilangan perawatan medis, kita harus membuka hati satu sama lain, merobohkan tembok yang memisahkan kita, memberi makan yang lapar dan membantu mereka yang menderita.
- Di mana negara menghadapi kesulitan, negara lain harus berusaha membantu mereka tanpa pamrih, tanpa memaksakan agenda mereka sendiri
- Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk mengakhiri semua bentuk ekstremisme dan prasangka, baik agama, ras, atau jenis lainnya.
Dimana jelas bahwa rakyat menderita dan bahwa pemimpin mereka tidak melindungi hak-hak mereka, organisasi-organisasi internasional yang didirikan demi menjaga perdamaian dunia, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa , harus melakukan tekanan yang sah dan proporsional untuk membela hak-hak tersebut. warga negara yang taat hukum dan untuk mendorong perdamaian dan keadilan. - Kita harus melihat ke era Pendiri Islam, Nabi Suci Muhammad (sa). Setelah Nabi (saw) bermigrasi ke kota Madinah, ia membentuk perjanjian dengan orang-orang Yahudi, di mana umat Islam dan warga Yahudi harus hidup bersama secara damai dan dengan semangat saling simpati, toleransi dan kesetaraan
- Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus memperlakukan setiap negara secara setara, daripada tunduk pada kehendak kekuatan tertentu.
Oleh karena itu, ada banyak masalah yang mengambang di bawah permukaan dan salah satu dari mereka dapat meletus kapan saja dan konsekuensinya tidak perlu dipikirkan. Namun, Islam mengajarkan bahwa perdamaian hanya dapat dicapai ketika semua jejak niat buruk dan kebencian dihapus dari hati seseorang dan digantikan oleh semangat belas kasih, cinta dan kasih sayang kepada orang lain.setiap anggota masyarakat tetap berkomitmen pada perdamaian.
Rasulullah saw bersabda bahwa semua orang, tidak peduli kasta, kepercayaan atau warna kulit mereka, harus dilindungi hak-haknya dan diperlakukan dengan hormat setiap saat. Ini adalah teladan yang tak lekang oleh waktu dan luar biasa dari Nabi Islam saw dan semangat kasih sayang, rahmat dan kasih sayang inilah yang perlu diadopsi oleh Muslim dan non-Muslim di dunia saat ini.
Semangat pengampunan dan kebajikan inilah yang perlu dikembangkan oleh semua bangsa, baik besar atau kecil, kaya atau miskin. Hanya dengan begitu perdamaian jangka panjang akan tercapai.
Penulis: Maridah Rahmahesti
One thought on “Spirit Perdamaian Sejati Sebagai Warisan bagi Generasi Mendatang”