Seberapa sering anda mendapati diri anda menegaskan pernyataan seperti, ‘saya akan mulai makan sehat’ atau ‘saya akan berhenti menunda-nunda’. Kita semua ingin berubah dan ingin menjalani gaya hidup yang lebih produktif dan lebih sehat. Akan tetapi, di mana dan kapan kita mulai? Hidup kita begitu dinamis dan kita terkungkung oleh rutinitas yang membatasi keterbukaan kita terhadap perubahan.¹ Sebuah perbaikan, bagaimanapun itu, menjadi semakin dapat dicapai ketika kita memiliki awal yang baru untuk memulai suatu pekerjaan. Misalnya, mengapa 40% orang Amerika membuat resolusi tahun baru?² Mengapa beberapa orang berjanji untuk melupakan kebiasaan buruk pada hari ulang tahun? Hal ini karena kita menganggap hari-hari ini merupakan peluang baru untuk mengatasi kegagalan masa lalu.
Studi mengungkapkan bahwa orang tidak menganggap waktu sebagai suatu hal yang kontinu melainkan kita melihat hidup kita dalam babak-babak kehidupan.³ Setiap babak baru ini memberi kita kesempatan kecil untuk memulai baru. Misalnya, ketika kita melewati masa-masa sekolah kita, kita menggunakan label yang berbeda untuk menggambarkan diri kita sendiri. Kita memiliki babak kehidupan ‘mahasiswa tingkat dua’ atau babak ‘perguruan tinggi’ dan di setiap awal babak, kita sangat bertekad dan termotivasi untuk menjalani babak berikutnya dengan sebaik mungkin. Seperti yang ditulis Katy Milkman dalam bukunya How to Change, ‘orang mungkin lebih terbuka untuk berubah ketika mereka merasa memiliki awal yang baru’.⁴
Prinsip awal yang baru ini juga dapat diamati di bulan suci Ramadan. Jamaah mulai memadati Masjid dengan berbondong-bondong, kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca Al-Qur’an dan meningkatkan amalan kita. Suatu pembaharuan tiba-tiba menguasai banyak Muslim yang dalam keadaan lain mungkin lebih sibuk dalam mengejar hal-hal duniawi sepanjang tahun. Kita memanfaatkan bulan Ramadan sebagai momen baru untuk mengembangkan hubungan kita dengan Tuhan Yang Maha Esa dan memperbaiki diri kita sendiri. Bahkan, Nabi Muhammad SAW menyatakan, ‘Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman yang tulus, semua dosanya sebelumnya akan diampuni”.⁵
Ramadan adalah waktu untuk merenungkan kegagalan dan kekurangan kita di masa lalu dan berjanji untuk menjadi pemeluk agama yang lebih kuat. Begitu memasuki bulan suci Ramadaan, kita diberikan banyak kesempatan untuk membersihkan diri. Misalnya, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa sepuluh hari pertama Ramadan membawa rahmat Allah, sepuluh hari pertengahan adalah pengampunan-Nya, dan sepuluh hari terakhir menyelamatkan satu dari api Neraka.⁶ Tiga fase di bulan Ramadan ini memberi kita harapan dan pembukaan baru untuk mendapatkan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa.
Ketika bulan Ramadan akan segera berakhir, bukan berarti kita harus kembali ke kebiasaan lama kita dan menunggu satu tahun penuh sampai Ramadan datang lagi. Jika tidak, seperti Yang Mulia, Hazrat Mirza Masroor Ahmad ABA dengan tepat menyebutkan, ‘Ramadan akan sia-sia bagi kita’.⁷ Sebaliknya bulan yang diberkati ini harus berfungsi sebagai awal untuk lebih mengembangkan kemampuan spiritual dan meningkatkan kebaikan kita. Meskipun bulan suci ini akan berakhir dalam tiga puluh hari, semangatnya harus terus berlanjut. Sebagaimana Hazrat Mirza Masroor Ahmad ABA secara singkat menyatakan,
“Kebiasaan baik yang kita bangun selama Ramadan harus berlanjut dari Ramadan yang lalu dan harus ditingkatkan. Jika hal ini tidak kita lakukan, maka tidak ada manfaat melewati bulan Ramadhan.”⁸
Tentang Penulis: Qasim Choudhary adalah lulusan Ahmadiyyaa Institute of Languages and Theology di Kanada, dan menjabat sebagai Mubalig Jemaat Muslim Ahmadiyah di Amerika Serikat.
Alih bahasa: Seruni Fauzia Lestari
Catatan kaki:
- Milkman, Katherine L., How to Change: The Science of Getting from Where You Are to Where You Want to Be, [New York], Penguin Random House, [2021], pg.18.
- https://www.washingtonpost.com/news/wonk/wp/2018/01/01/the-science-of-keeping-your-new-years-resolution/
- Milkman, Katherine L., Hot to Change: The Science of Getting from Where You Are to Where You Want to Be, [New York], Penguin Random House, [2021], pg.19.
- Milkman, Katherine L., Hot to Change: The Science of Getting from Where You Are to Where You Want to Be, [New York], Penguin Random House, [2021], pg.18.
- Bukhari, Kitab-Saum.
- Kanzul Ummal, Vol. 8, p. 477, Hadith 23714.
- Khutbah Jum’at, 7th May 2021.
- Ibid.
Sumber: https://www.reviewofreligions.org/38114/ramadan-the-fresh-start-effect/