Oleh : Mln. Dian Khoeruddin
Konsep yang benar dari jihad sebagaimana yang di tulis oleh Hadhrat Masih Mau’ud as, pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah tradisi memerangi pemeluk agama lain dan menyebutnya sebagai jihad yang berlaku di banyak kalangan Muslim, bukanlah merupakan perang/perjuangan yang sah karena jelas-jelas bertentangan dengan perintah Tuhan dan Rasululullah saw bahkan hal itu merupakan dosa besar.
Jadi apakah arti “Jihad yang Halal” itu?
Menilik kebelakang, sejarah dimana Rasulullah saw menyampaikan misi Ilahinya dan mengajak orang kepada Islam. Harus di ingat, orang-orang yang hidup saat itu buta huruf dan tidak beradab. Permusuhan bisa muncul karena hal-hal yang sepele dan karena permusuhan tersebut mereka saling membunuh untuk sekian lamanya.
Sampai pada titik dimana kaum muslim mengalami suatu embargo dari kaum Quraisy, mereka mengatakan “ijinkan kami berperang”, Rasulullah saw menjawab, “belum diperintahkan oleh Allah Swt untuk berperang.”
Sampai akhirnya Allah swt menurunkan ayat Al Quran surat Al Hajj : 40-41 dimana Allah swt mengijinkan untuk berperang tetapi bersyarat, menurut Hadhrat Khalifatul Masih Al Khamis atba “pertama adalah bila seseorang sedang di serang, dia mempunyai hak untuk membela dirinya sendiri.
Kedua, jika karena tirani, orang dipaksa atau di usir dari rumah mareka secara tidak adil dan bahkan kemudian mereka diburu dan tidak diperbolehkan untuk hidup damai dibawah negara yang menerima mereka.
Ketiga, para penyerang/penindas ini tidak puas dengan target pertama mereka, ketamakan mereka terus bertambah, tidak perduli dengan siapa beragama apa, mereka akan mencoba memisahkan mereka.” (Perayaan Seabad Khilafat Ahmadiyah di Hilton Mclean Tysons Corner, Virginia USA, 23 Juli 2008)
Ijin untuk berperang adalah untuk membela diri dan keamanan. Adapun siapakah musuh yang dapat diperangi?, Allah swt berfirman : “Dan perangilah dijalan Allah orang yang memerangimu namun jangan kamu sampai melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas. (Al Baqarah:191)
Jelaslah bahwa jihad hanya berlaku untuk melawan orang-orang yang berperang atas dasar agama/keyakinan dan orang-orang yang ingin memaksakan agama mereka dengan menggunakan pedang seperti yang terjadi di Mekkah dimana orang-orang kafir Mekkah telah menyerang kaum Muslimin dan berusaha untuk mengakhiri Islam.
Sekali peristiwa, Rasulullah saw pada saat beliau pulang dari pertempuran Tabuk, ketika itu beliau bersabda kita akan beralih dari jihad kecil ke jihad besar dan jihad besar itu adalah jihad melawan diri sendiri dan memperbaiki diri yang merupakan jihad yang tak akan pernah berakhir selamanya.
Hadhrat Khalifatul Masih Al Khamis atba bersabda “Jihad sejati adalah memperbaiki keburukan-keburukan atau kejahatan yang timbul pada saat yang damai dan nyaman. Melayani kemanusian adalah jihad yag sejati.”
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menasehati bahwa, “pada saat ini, saya secara khusus mengintruksikan kepada jemaatku untuk menerimaku sebagai Masih Mau’ud (Al Masih yang dijanjikan) dan agar senantiasa jauh dari tindakan-tindakan yang buruk. Allah telah mengutusku sebagai Masih Mau’ud dan telah memberiku pakaian Al Masih, putra Maryam. Karena itu, aku peringatkan jemaatku agar benar-benar menahan diri dari segala kejahatan/keburukan dan benar-benar mempunyai kasih sayang terhadap kemanusian. Bersihkanlah hatimu dari kebencian dan kedengkian karena dengan kebiasaan kamu akan menjadi seorang malaikat. Agama yang tidak mempunyai simpati terhadap kemanusiaan adalah agama yang kotor dan tidak suci, sedangkan jalan yang dipenuhi dengan dendam dan hasrat pribadi adalah jalan yang tercemar. Tunjukkanlah kasih sayang pada semua atas nama Allah, agar kamu dikaruniai rahmat di hari akhirat. Datanglah dan aku akan mengajarkanmu jalan agar cahaya kalian unggul diantara cahaya lainnya. Tinggalkanlah semua iri hati dendam dan kedengkianmu. Jadilah penyayang dan serahkanlah dirimu pada Tuhan. Aku datang kepadamu dengan sebuah perintah, mulai saat ini Jihad dengan menggunakan pedang telah selesai, tetapi jihad untuk memurnikan jiwa harus terus berlangsung. Aku mengatakan ini bukan dari diriku sendiri. Ini adalah perintah Tuhan. Menurut Rasulullah saw ketika Al Masih datang, dia akan menghentikan peperangan agama. Sesuai dengan hal itu, aku perintahkan siapa saja yang bergabung denganku agar menahan diri dari pikiran semacan itu, sucikanlah hati kalian, tunjukkanlah simpati dan kasih sayang kepada mereka yang menderita. Sebarkanlah perdamaian dunia karena dengan itu keyakinan/agama akan ikut tersebar.” (Britis Government and Jihad)