Oleh: Mln. Tatep Wahyu Rohimmulloh Bagi mereka yang sedang dilanda kesusahan, kesedihan dan penderitaan, sering sekali muncul banyak pertanyaan di dalam hati dan pikirannya, “Apa sih sebenarnya tujuan Allah mendatangkan atau menimpakan ujian atau musibah ini kepada saya?”
Sebenarnya tujuan Allah swt menimpakan ujian kepada manusia itu tidak lain yaitu untuk mengetahui siapa yang lebih baik amalnya, sebagaimana firman Allah SWT di dalam Alquran Surah Al-Mulk ayat 2. “Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha perkasa, Maha pengampun.”
Selanjutnya Rasulullah saw pun bersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya (HR Muslim).
Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda, “banyak orang yang tidak tau tentang hal ini dan mengira bahwa bala bencana atau musibah yang menimpa manusia datang begitu saja tanpa sebab, atau datangnya bala bencana itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan amal perbuatan manusia”. Pemikiran demikian sama sekali keliru.
Ingatlah baik-baik, setiap bala yang timbul di dalam kehidupan ini, atau yang akan menimpa nanti sesudah mati, yang kita yakini, akarnya yang sebenarnya adalah dosa. Sebab, dalam kondisi berdosa, manusia tidak mengindahkan nur-nur dan berkat-berkat yang datang dari Allah SWT.
Dan, manusia jadi bergeser jauh dari titik pusat sebenarnya yang merupakan titik pusat ketentraman hakiki. Oleh karena itu, dalam kondisi demikian, timbulnya penderitaan atau musibah adalah sesuatu hal yang mutlak. (Malfuzhat, jld 7, h 150-153) Selain itu, Allah SWT mendatangkan musibah untuk memberi peringatan kepada manusia. Kesibukan dunia kerap membuat manusia lalai akan hakikat hidup sehingga Allah swt “menegur” manusia dengan berbagai teguran seperti harta, jiwa, kesehatan manusia itu diambilnya kembali. Itu semua tujuannya adalah supaya manusia itu kembali ingat bahwa semua yang ada didunia ini adalah milik Allah semata.
Sebagaimana Allah swt berfirman dalam alquran, “Dan peringatkan mereka tentang hari penyesalan ketika diputuskan segala urusan, sedangkan mereka dalam keadaan lalai, dan mereka tidak beriman.(Qs Maryam: 39)
Namun, tidak jarang manusia juga mendapat musibah itu karena akibat perbuatannya sendiri. Contoh kecil saja, terjadinya longsor dan banjir bandang diakibatkan karena manusia menggunduli hutan. Oleh karena itu sangat penting bagi manusia untuk melakukan perenungan di saat mengalami musibah. Apakah musibah ini akibat ulah sendiri, peringatan atau memang ujian keimanan dari Allah swt.
MUSIBAH ATAU AZAB YA?
Ketika seseorang mendapat musibah banyak sekali yang berpikiran, “ini pasti azab dari Allah swt akibat saya sering berbuat dosa atau bermaksiat”. Sebaiknya, manusia berhati-hati dengan pikiran seperti itu. “Azab merupakan ketentuan Allah pada suatu kaum berupa kejadian besar dan dahsyat yang tidak pernah terpikirkan, bahkan tergambar di dalam akal manusia. Sebelum Allah menurunkan azab, Allah pasti akan menurunkan peringatan dengan mengutus seorang pemberi ingat sebagaimana Allah berfirman didalam alquran, “dan kami tidak akan menimpakan azab sebelum kami menurunkan seorang rasul”. (QS. Al isra : 15).
Sementara itu jika musibah itu ditimpakan kepada kaum muslimin atau yg beriman maka itu tidak bisa dikatakan sebagai azab. Meskipun demikian, kita tidak boleh merasa sudah beriman dan aman dari azab allah swt sehingga membuat kita lalai dengan tuntunan agama.