Oleh : Mln. Hendra Muslich
Sebuah realita di masyarakat, banyak dibangun masjid-masjid dengan ukuran yang bervariasi. Ada yang besar dan ada yang berukuran kecil. Hampir di setiap sudut kampung dan kota besar. Masjid-masjid dibangun dengan besar dan megah, dengan tujuan untuk menampung umat dalam beribadah salat berjemaah.
Namun, terkadang besarnya masjid tidak sebanding dengan jumlah jemaah yang datang untuk melaksanakan salat berjemaah. Yang datang hanya sedikit, bahkan bisa dihitung dengan jari. Masjid kelihatan lengang dan luas. Terkadang bisa terjadi salat berjemaah hanya diikuti satu makmum saja, berdua dengan sang imam salat. Pada ke mana gerangan yang lain?
Di zaman sekarang yang serba materi, zaman di mana manusia sangat disibukkan oleh urusan duniawi sehingga tidak jarang orang sulit untuk bisa menyisihkan waktu datang ke masjid untuk salat berjemaah.
Waktu azan subuh berkumandang, rasanya sulit untuk bangun dari peraduan yang hangat dan empuk, selimut yang tebal seakan menjadi ikatan rantai yang mengikat badan kita untuk segera bangun. Yang pada akhirnya tidak sanggup raga dan jiwa ini untuk datang memenuhi panggilan Allah Taala salat berjemaah di masjid.
Waktu zuhur pun datang, itu pun terhalang oleh rasa penat dan capek karena aktifitas kita, ditambah perut keroncongan yang akhirnya panggilan salat berjemaah pun terlewati begitu saja. Demikian pula salat Ashar.
Datanglah waktu salat Maghrib, di mana kemacetan rutin menghalangi untuk segera sampai ke rumah. Salat Maghrib pun untuk berjemaah terlewati. Akhirnya datang salat Isya, baru sampai ke rumah dengan kondisi capek dan lesu.
Kondisi-kondisi diatas memang menjadi kendala untuk bisa datang salat berjemaah ke masjid. Tapi, tidak semuanya seperti itu. Masih ada orang-orang Islam yang bisa melaksanakan salat berjemaah di masjid-masjid. Walaupun mungkin jumlahnya tidak sebanyak orang-orang yang berada di luar masjid.
Untuk lebih mendorong semangat kita melangkahkan kaki ke masjid, mari kita perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan shalat berjamaah ke masjid.
Allah Taala berfirman dalam Alquran surah At-Taubah (9) ayat 18:
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada apa pun kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Pengertian “memakmurkan masjid” dalam ayat tersebut adalah melaksanakan salat berjemaah lima waktu di masjid, sehingga masjid-masjid yang dibangun senantiasa diisi oleh orang-orang yang melaksanakan salat berjemaah. Selain itu, di dalam masjid pun oleh ibadah-ibadah yang termasuk membaca Alquran, tarbiyat, dll.
Dalam ayat tersebut pun tersirat bahwa orang-orang yang dapat memakmurkan masjid adalah orang-orang yang telah beriman kepada Allah dan hari kemudian, tentunya keimanan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dalam iman sehingga hatinya selalu terpanggil untuk melangkahkan kakinya menuju masjid untuk melaksanakan salat berjemaah.
Marilah kita perhatikan sabda-sabda dari junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang berkaitan dengan keutamaan salat berjemaah. Dari Ibnu Usman r.a sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,”Salat berjemaah 27 derajat lebih utama dari pada shalat sendirian”(HR. Malik, Bukhari, Muslim, Tarmizi, Nazai).
Jika seseorang mengerjakan salat dengan niat untuk memperoleh pahala, mengapa ia tidak mengerjakannya dengan berjemaah di masjid.
Dengan sedikit tambahan usaha, ia akan mendapatkan pahala yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pahala ia salat sendirian. Siapakah yang rela melepaskan uang sebesar Rp.27.000 dan lebih suka mengambil uang sebesar Rp.1.000 saja, hanya karena harus bersusah payah sedikit. Hanya saja, dalam masalah agama, keuntungan sebesar ini terkadang tidak begitu diperhatikan.
Dalam hadis lain disebutkan: “Sesungguhnya bagi setiap masjid ada orang-orang yang selalu berkumpul di dalamnya (sebagai ahli-ahli masjid), dan para malaikat akan mencarinya, jika mereka sakit, para malaikat akan menengoknya, dan jika mereka mempunyai keperluan, para malaikat akan membantunya”(HR. Ahmad).
Rasulullah bersabda: ”Salatnya laki-laki dengan berjemaah melebihi salatnya yang dilakukan seorang diri di rumahnya, sebanyak 25 kali lipat. Demikian itu karena apabila seseorang berwudhu dengan sempurna, lalu pergi ke masjid semata-mata untuk salat berjemaah, maka tidaklah ia melangkah satu kali melangkah kecuali ditinggikan baginya satu derajat dan dihapus baginya satu derajat dan dihapus baginya satu kesalahan…….”(HR. Bukhari, Muslim).
Apakah kita sebagai umat Rasulullah SAW tidak tersentuh dan tertarik dengan hadis nabi tersebut di atas?
Suatu ketika Banu Salmah salah satu kabilah di madinah yang tempat tinggalnya jauh dari Masjid Nabawi, berniat hendak pindah ke dekat masjid, maka Rasulullah SAW bersabda: “Tetaplah kalian tinggal di sana, karena setiap langkah kalian akan dicatat sebagai pahala”.
Dalam hadis lain: “…… Sungguh aku (Ibnu Mas’ud) telah melihat dikalangan kami tak ada orang yang meninggalkan salat berjemaah di masjid kecuali orang munafik atau orang sakit, jika dapat maka seseorang akan berjalan dengan dipapah oleh dua orang sehingga ia mendatangi salat berjemaah di masjid”. (HR. Muslim, Abu Daud)
Betapa teguh para sahabat menjaga salat berjemaah sehingga orang yang uzur pun diusahakan agar dapat mendatangi salat berjemaah, walaupun harus dipapah dua orang. Bagaimana mereka menjaga salat berjemaah, sedangkan Nabi SAW sendiri sangat menjaganya.
Ketika beliau SAW sakit parah yang menyebabkan wafatnya beliau beberapa kali terjatuh saat hendak mengambil wudhu. Akhirnya, dengan susah payah beliau dapat berwudhu dibantu oleh Abas r.a ketika itu kaki Nabi SAW tidak dapat berdiri tegak. Maka, atas permintaan beliau, Abu Bakar r.a mengimami salat berjemaah, sedangkan beliau sendiri menyertai para jemaah di belakang.
Hadis yang lain menyebutkan bahwa salat Subuh dan Isya sangat berat bagi orang-orang munafik. Seandainya mereka tahu betapa besar pahala salat berjemaah Subuh dan Isya, niscaya mereka akan berusaha mendatanginya walaupun harus merangkak-rangkak. Dari Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
”Barangsiapa yang berwudu dengan sempurna, kemudian pergi ke masjid untuk berjemaah dan ia dapati orang-orang telah selesai salat berjemaah, maka Allah memberinya pahala seperti orang yang menyertai salat berjemaah tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka”. (Abu Daud)
Rasulullah SAW bersabda: “Beritakan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan-jalan ke masjid pada malam yang gelap bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna padahari kiamat”. (Ibnu Majah)
Hadis lain menyebutkan sebesar-besar pahala seseorang dalam salat berjemaah adalah yang paling jauh jarak perjalanannya ke masjid.
Barangsiapa mencintai masjid, maka Allah akan mencintainya. Sebuah hadis menyebutkan bahwa ada 7 golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan di bawah naungan ‘Arsy Allah pada hari kiamat, sedangkan pada hari itu manusia dalam keadaan bingung dan cemas dan saat matahari sangat dekat jaraknya dengan manusia. Salah satunya adalah seseorang yang hatinya terpaut pada masjid.
Dari hadis-hadis diatas jelaslah bagi kita betapa besarnya pahala bagi orang-orang yang melaksanakan salat berjemaah di masjid. Ada baiknya kita juga memperhatikan hadis-hadis yang menjelaskan ancaman yang meninggalkan salat berjemaah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mendengarkan suara azan lalu ia tidak memenuhi salat berjemaah, berarti ia tidak menghendaki kebaikan”. Abu Hurairah r.a berkata:”Barangsiapa mendengar azan, tetapi tidak salat berjemaah, maka lebih baik dituangkan cairan timah mendidih di lubang telinganya”.
Dari Abu Hurairah r.a berkata: “Bahwa Rasulullah SAW bersabda sungguh aku ingin memerintahkan para pemuda agar mengumpulkan kayu bakar untukku. Kemudian aku mendatangi orang-orang yang salat di rumahnya tanpa uzur, lalu aku bakar rumah-rumah mereka. (Hadis Muslim Abu Daud).
Hadis di atas dengan jelas menunjukkan betapa marahnya beliau sehingga berniat membakar rumah orang-orang yang mengerjakan fardhu di rumahnya. Semoga kita bisa melaksanakan salat berjemaah dengan sebaik-baiknya.