“Mungkin yang begitu dekat dan harus kami hadapi adalah kematian, tetapi hal itu tidak membuat kami takut, kami harus melanjutkan perjuangan untuk sesuatu yang baru saja dimulai.”
Minerva Mirabal
Tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Internasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Banyak negara, termasuk Indonesia, memperingati tanggal ini dengan berbagai program perlindungan kekerasan terhadap perempuan. Namun, dari mana semua ini berasal?
Dipilihnya tanggal tersebut tentu bukan tanpa alasan. Majelis Umum PBB menetapkannya pada tahun 1999, tidak lain untuk memberikan penghormatan kepada Mirabal Sisters. Mereka adalah Patria Marcedez Mirabal, Minerva Mirabal dan Maria Teresa Mirabal.
Ketiganya dibunuh pada 25 November 1960, karena perjuangannya melawan kediktatoran Republik Dominika di bawah pimpinan Rafael Trujilo. La Mariposas (kupu-kupu) adalah julukan yang diberikan kepada ketiganya, yang menjadi simbol perlawanan memperjuangkan keadilan, demokrasi dan kekerasan terhadap perempuan.
Mirabal bukanlah perempuan golongan menengah ke bawah. Mereka berasal dari keluarga tuan tanah dan saudagar kaya. Beberapa usaha penggilingan padi, kopi hingga pasar daging adalah usaha keluarga yang sangt maju. Namun, keluarga Mirabal terpaksa tunduk dan patuh pada Trujillo yang memimpin dengan sangt keras.
Keluarga yang maju dan demokratis juga terlihat dari pendidikan yang yang dimiliki oleh tiga bersaudari tersebut. Minerva berhasil menyelesaikan studi Fakultas Hukum, sementara Maria Teresa adalah perempuan yang bergabung di sekolah Matematika dan Biologi.
Berjuang Melawan Pelecehan Perempuan
Kediktatoran Trujillo tidak hanya terlihat dalam kancah politik dan pemerintahan. Presiden Dominika ini kerap mengundang banyak kalangan dalam pesta-pesta, di mana di acara tersebut ia terlihat senang melecehkan perempuan-perempuan muda yang hadir.
Pada tanggal 12 Oktober 1949, Trujillo mengadakan pesta untuk memperingati penemuan benua Amerika oleh Colombus dan menghormati masyarakat Provinsi Espaillat. Keluarga Mirabal, sebagai keluarga pengusaha di Dominika juga mendapat kesempatan untuk hadir. Namun dalam pesta tersebut, Trujillo gagal merayu Minerva.
Sekilas tampak seperti kisah fiktif dalam novel romansa, namun demikianlah faktanya. Trujillo berang dan mulai melakukan intimidasi hingga penangkapan dilakukan berulang-ulang terhadap keluarga Minerva dan teman-teman dekatnya.
Minerva Mirabal melancarkan aksi dalam gerakan bawah tanah untuk menggulingkan Trujillo. Dia mengorganisir teman-temannya yang orang tua, saudara atau teman yang lain menghilang, ditahan, disiksa atau dibunuh oleh Rejim Trujillo.
Minerva juga berkenalan dengan Pericles Franco “Ornes” pada tahun 1940, seorang pendiri Partai Sosialis Populer dan terkenal sebagai “Anti-Trujillo”. Kesadaran maju ini juga dipupuk dengan membaca berbagai macam literatur kiri.
Maria Teresa mengagumi Minerva dan mengikuti jejaknya. Mereka berdua berulang kali ditangkap dan dipenjara oleh Rejim Trujillo. Sementara Patria, membantu bersama suaminya dengan cara menyediakan rumah mereka untuk tempat konsolidasi gerakan.
Mereka sangat peduli pada masa depan politik dan HAM. Terutama, untuk generasi mendatang. Mirabal sekeluarga satu persatu bergabung dalam (mendukung) gerakan revolusi. Suami-suami mereka bahkan anak-anak mereka bekerja (dan dididik) untuk revolusi.
“Kita tak boleh biarkan anak kita hidup di bawah rezim yang korup dan tiran, kita harus berjuang melawannya, dan saya siap memberikan segalanya, termasuk jiwa saya jika perlu”. (Patria Mirabal)
Tahun Kelam Kematian Keluarga Mirabal
Tahun 1950-1960an adalah perjalanan perjuangan panjang dan kelam bagi perjuangan demokrasi Dominika. Gerakan Pembebasan Dominika (Dominican Liberation Movement) yang beranggotakan para pelarian politik dan kaum muda Dominika yang tinggal di luar negeri berusaha menggulingkan Trujillo, namun gagal. Gerakan menginspirasi berbagai usaha pemberontakan rakyat Dominika.
Manuel Aurelio “Manolo” Tavárez Justo, pasangan Minerva, memimpin gerakan perlawanan Dominika. Setelah itu, semakin banyak saja kaum muda, kelas menengah dan rakyat tertindas Dominika yang menentang dan melawan Rezim Trujillo.
Dunia Internasional juga mengecam keras. Karena tekanan bertubi-tubi inilah Trujillo kemudian membebaskan para tahanan perempuan. Meskipun demikian, Manolo, Pedro dan Leandro, suami-suami dari Minerva, Patria dan Maria Teresa, tetap dipenjara.
Rejim Trujillo kemudian mengambil keputusan untuk membunuh Mirabal Bersaudara. Keputusan ini diambil sebab Mirabal Bersaudara menjadi ancaman besar dan berbahaya bagi rezim, ini juga karena kepopuleran mereka dihormati dan dikagumi di Dominika.
Berapa kalipun Trujillo memenjarakan mereka, berapa banyaknyapun harta milik keluarga mereka dicaplok, Minerva, Patria dan Maria Teresa menolak untuk takluk dan tetap berjuang demi demokrasi sejati dan kebebasan sipil bagi rakyat Dominika.
Pembunuhan Mirabal Bersaudara membangkitkan kemarahan rakyat Dominika dan merupakan awal bagi kejatuhan Rejim Trujillo. Presiden diktator ini dibunuh pada Mei 1961, setahun setelah kematian Mirabal bersaudara.