Oleh : Mln. Zafar Ahmad Khudori
Tafsir Singkat Editor Malik Ghulam Farid (Catatan Tafsir No. 2362 QS 33/Al-Ahzab: 51) menjelaskan bahwa di antara istri-istri Rasulullah s.a.w. yang berstatus janda syuhada adalah sebagai berikut:
- Sayyidah Hafshah r.a. (binti Umar r.a. bin Khaththab) yang suaminya syahid dalam Pertempuran Badar (tahun ke-2 Hijrah);
- Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah), yang suaminya syahid dalam Pertempuran Uhud (tahun ke-3 Hijrah);
- Sayyidah Ummu Salamah r.a. (Hindun binti Abu Umaiyah) yang suaminya meninggal pada tahun ke-4 Hijrah;
- Sayyidah Ummu Habibah r.a. (Ramlah binti Abu Sufyan), yang menjadi janda pada tahun ke-5 Hijrah (dalam pembuangan di Abesinia).
Siapakah Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah) itu?
Di antara janda syuhada di atas terdapat nama Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah). Siapakah beliau r.a. itu?
Ibnu Ishaq dalam “Sirah Nabawiyah”-nya (2012: 744) menginformasikan tentang Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah) bahwa Sayyidah Zainab r.a. adalah putri Khazaimah bin Al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sah’ah.
Artikel ini hanya hanya menyoroti satu tokoh saja yaitu Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah). Untuk selanjutnya, demi efisiensi, nama beliau r.a. hanya akan ditulis dalam bentuk paling singkat yaitu Sayyidah Zainab r.a..
Semoga pembaca tidak “tertukar” dengan istri beliau s.a.w. yang namanya sama yaitu Sayyidah Zainab r.a. juga, tapi binti Jahsyi.
Gelari Ummu Al-Masakin
Beliau r.a. digelari Ummu Al-Masakin (Ibunda Orang-orang Miskin) karena rasa-cinta dan empatinya yang tinggi kepada mereka (Ishaq: 2012: 744). Gelar itu telah beliau r.a. terima bahkan sejak zaman jahiliyah (Al-Masri: 1993: 81).
Suami Sebelum Rasulullah s.a.w.
Sebelum menikah dengan Rasulullah s.a.w., Sayyidah Zainab r.a. telah menikah 2 kali: Pertama dengan Jahm bin Amr bin Al-Harits; dan kedua dengan ‘Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muthalib bin Abdu Manaf (Ibnu Ishaq: 2012: 744).
Nasy’at Al-Masri dalam bukunya “Nabi Suami Teladan” (1993: 81) menjelaskan bahwa pernikahan pertama Sayyidah Zainab r.a. berakhir dengan perceraian; dan setelah itu beliau r.a. dinikahi saudaranya yaitu ‘Ubadah bin Al-Harits, yang berusia lebih tua dari Rasulullah s.a.w..
Asy-Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuniy dalam bukunya “Istri-istri Rasulullah” (1984: 41) menjelaskan bahwa suami beliau r.a. yang ke-2 (‘Ubaidah bin Al-Harits) adalah seorang syahid yang pemberani. Beliau r.a. wafat pada permulaan perang tanding di medan laga Badar.
Menurut Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. dalam bukunya “Riwayat Hidup Rasulullah s.a.w.” (1992: 59), Perang ini terjadi pada 18 bulan sesudah Hijrah.
Al-Masri dalam bukunya itu (1993: 81) menjelaskan bahwa dalam Perang tersebut ‘Ubadah berperang dengan gagah berani dan tewas (baca: gugur) sebagai syahid, dalam usia 64 tahun.
Kesabaran dan Istiqamahnya Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah)
Asy-Syekh Ash-Shabuniy dalam bukunya itu (1984: 41-42) menjelaskan bahwa kewafatan suaminya, tak mengendorkan semangat Sayyidah Zainab r.a. mengkhidmati Islam yaitu sebagai relawan “P3K”. Sikap beliau r.a. yang sabar dan istiqamah dalam perjuangan padahal telah dinggalkan secara syahid oleh suaminya: menarik simpati Rasulullah Muhammad s.a.w..
Al-Masri dalam bukunya itu(1993: 81) lebih lanjut menjelaskan bahwa di Perang itu pula Sayyidah Zainab r.a. sebagai perawat pasukan yang menderita luka, bersama kaum Muslimat lainnya. Hanya karena rasa kasian, kebaikan hati dan penghargaan atas jasa-jasanya dan jasa almarhum suaminya yang gugur dalam Perang Badar itu maka ia pun dipinang oleh Rasulullah s.a.w. dengan emas kawin 12 ½ Auqiyah.
Fakta untuk Orientalis dkk.
Menurut Muhammad Mahmud Ash-Shawwaf dalam risalahnya “Zaujatu An-Nabiyyi Ath-Thahirat” (Istri Nabi s.a.w. yang Suci) menyatakan bahwa sewaktu Nabi s.a.w. menikahi Sayyidah Zainab r.a., usia beliau r.a. sudah menginjak 60 tahun.
Menurut Muhammad Husain Haikal dalam bukunya “Sejarah Hidup Muhammad” (2015: 337) menyatakan bahwa perkawinan Sayyidah Zainab r.a. dan Sayyidah Ummu Salamah r.a. mempertegas lagi hal itu.
Sayyidah Zainab r.a. adalah istri ‘Ubaidah r.a. bin Al-Harits bin Al-Muththalib yang telah mati syahid, gugur dalam perang Badar. Beliau r.a. tidak cantik, tetapi terkenal karena kebaikan hatinya dan suka menolong orang, sampai beliau r.a. diberi gelar Ummul Masaakiin (Ibu Orang-orang Miskin). Umurnya pun sudah tidak muda lagi. Hanya 1-2 tahun saja (bersama Nabi s.a.w.) sesudah itu beliau r.a. pun wafat. Sesudah Sayyidah Khadijah r.a., beliau r.a.-lah satu-satunya istri Nabi s.a.w. yang telah wafat mendahului beliau s.a.w..
Tentang Sayyidah Ummu Salamah r.a. (insya Allah) akan dibahas secara terpisah.
Ramadhan Tahun ke-3 Hijriyah: Waktu Pernikahan
Al-Masri dalam bukunya itu (1993: 81) menjelaskan bahwa Nabi s.a.w. menikahi Sayyidah Zainab r.a. pada bulan Ramadhan tahun ke-3 Hijriyah.
Rasulullah s.a.w. Menikahi Sayyidah Zainab r.a. (binti Khuzaimah) Setelah Menikahi Sayyidah Hafshah (binti Umar bin Khaththab) r.a.
Asy-Syekh Ash-Shabuniy dalam bukunya itu (1984: 41) menjelaskan bahwa Rasulullah s.a.w. menikahi Sayyidah Zainab r.a., tidak lama sesudah beliau s.a.w. menikahi Sayyidah Hafshah (binti Umar bin Khaththab) r.a..
Berasal dari Suku Arab Non-Quraisy
Ibnu Ishaq (2012: 745) juga menginformasikan bahwa beliau r.a. merupakan salah seorang istri Rasulullah s.a.w. dari antara istri-istri beliau s.a.w. yang berasal dari Suku Arab Non-Quraisy lainnya (semua 7 orang termasuk beliau r.a.) yaitu:
- Sayyidah Zainab r.a. (binti Jahsyi),
- Sayyidah Maimunah r.a. (binti Al-Harist bin Hazn),
- Sayyidah Juwairiyah r.a. (binti Al-Harits bin Abu Dhirar Al-Khuzaiyah),
- Sayyidah Asma’ r.a. (binti An-Nu’man Al-Kindiyah),
- Sayyidah Amrah r.a. (binti Yazid Al-Kilabiyah),
- bahkan yang terakhir ini bukan hanya Non-Quraisy tetapi juga Non-Arab yaitu Sayyidah Shafiyah r.a. bin Huyay (Yahudi).
Wafat pada Masa Hidup Rasulullah s.a.w.
Menurut Ibnu Ishaq [2012: 744] Sayyidah Zainab r.a.juga merupakan salah seorang dari 2 orang istri Rasulullah s.a.w. yang meninggal dunia pada masa hidup beliau s.a.w. (dan seorang di antaranya adalah Sayyidah Khadijah r.a.).
Tentang Sayyidah Khadijah r.a. telah saya tulis di www.alislam-damai.com edisi 13 Februari 2020 dengan judul “Meneladani Hadhrat ‘Ath-Thahirah’ Khadijah r.a.: Dari Perjodohan hingga Perjuangannya”.
Dengan demikian Rasulullah s.a.w. wafat dengan meninggalkan 9 orang istri yaitu:
- Sayyidah ‘Aisyah (binti Abu Bakar) r.a.,
- Sayyidah Sawdah r.a. (binti Qais),
- Sayyidah Zainab r.a. (binti Jahsyi),
- Sayyidah Ummu Salamah [Hindun] r.a. (binti Abu Umaiyah),
- Sayyidah Hafshah (binti Umar) r.a.,
- Sayyidah Ummu Habibah [Ramlah] binti Abu Sufyan) r.a..
- Sayyidah Juwairiyah r.a. (binti Al-Harits bin Abu Dhirar Al-Khuzaiyah),
- Sayyidah Shafiyah r.a. (binti Huyay),
- Sayyidah Maimunah r.a. (binti Al-Harits bin Hazn).
Asy-Syekh Ash-Shabuniy dalam bukunya itu (1984: 41) menjelaskan bahwa Sayyidah Zainab r.a. hidup bersama Nabi s.a.w. hanya dalam tempo 2 tahun saja. Kemudian Allah (s.w.t.) memanggilnya kembali kepada-Nya dengan puas dan diridhai-Nya.
Menurut Al-Masri dalam bukunya itu (1993: 82), Sayyidah Zainab r.a. wafat pada bulan Rabiul Akhir tahun 4 Hijriyah dan dikebumikan di Al-Baqi’.
Catatan dari O. Hashem dalam bukunya “Muhammad Sang Nabi” (2007: 367-368) menyebutkan bahwa Pekuburan Baqi’ Al-Gharqad (sebutan lengkap untuk Al-Baqi’) terletak sekitar 500 meter tenggara Masjid Madinah. Baqi’ sendiri artinya lapangan luas berpohon. Sedang gharqad adalah nama sejenis pohon.
Selain Sayyidah Zainab r.a., yang dimakamkan di Al-Baqi’ adalah:
- Sayyidah ‘Aisyah (binti Abu Bakar) r.a.,
- Sayyidah Sawdah r.a. (binti Qais),
- Sayyidah Hafshah (binti Umar) r.a.,
- Sayyidah Ummu Habibah [Ramlah] binti Abu Sufyan) r.a..
- Sayyidah Shafiyah r.a. (binti Huyay),
- Sayyidah Maimunah r.a. (binti Al-Harits bin Hazn).
Demikianlah riwayat hidup Sayyidah Zainab binti Khuzaimah r.a..
Semoga dengan mempelajarinya, kita akan dapat mengambil hikmah dan teladan dari perkawinan Rasulullah s.a.w. tersebut.
Daftar Pustaka
Ahmad r.a., Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud (1992). Riwayat Hidup Rasulullah saw. Bogor: Yayasan Wisma Damai.
Ash-Shabuniy, Asy-Syekh Muhammad Ali (1984). Istri-istri Rasulullah. Jakarta: Pustaka Panimas.
Al-Masri, Nasy’at (1993). Nabi Suami Teladan. Jakarta: Gema Insani Press.
Farid, Malik Ghulam (2014). Al-Qur’an dengan Terjemahan dan Tafsir Singkat. Jakarta Barat: Neratja Press.
Haikal, Muhammad Husain (2015). Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Tintamas Indonesia.
Hashem, O (2007). Muhammad Sang Nabi. Jakarta: Ufuk Press.
Ishaq, Ibnu (2012). Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah s.a.w.. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.