By: Mln. Ridhwan Ibnu Luqman, Ciparay – Cianjur.
Perayaan Kelahiran Juru Selamat yang dijanjikan adalah manifestasi dari memiliki harapan masa depan. Harapan mungkin terwujud atau tidak, tetapi harapan akan reformasi akhir dunia Imam Mahdi. Wali Absolut yang ditunjuk oleh Allah, adalah harapan pasti yang tidak bisa diganggu gugat.
Pernyataan di atas adalah petikan dari pidato Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei dalam menanggapi kondisi dunia saat ini, khususnya dalam masa-masa mewabahnya Virus Corona atau Covid-19. Dalam pidato yang disampaikan pada 9 April 2020 tersebut, Khamenei mengungkapkan harapan seluruh umat manusia tentang kehadiran seorang Imam atau peminpin dunia. Peminpin yang menurutnya absolut dipilih dan datang atas kehendak Tuhan dipandang bisa menyatukan umat manusia, menjadi juru selamat bagi umat manusia dan membebaskan dari ketersiksaan dunia.
Sementara itu tidak lama berselang jagat maya kemudian diramaikan isu kemunculan Dukhan yaitu kabut yang muncul sebagai pertanda kiamat datang. Isu ini dikaitkan dengan fenomena mendekatnya asteroid Apollo ke bumi (10/5/2020). Peneliti LAPAN menyebutkan pada saat asteroid melintasi bumi jaraknya tidak kurang dari 7x jarak Bumi dan Bulan.
Narasi-narasi mengenai kiamat, akhir zaman dan kedatangan Ratu Adil kemudian ramai kembali diperbincangkan. Meski ini menjadi tema-tema sesaat tatkala umat manusia terpojok dari suatu keadaan besar yang menimbulkan ketidakberdayaan akan situasi tersebut, yang kemudian mulai mencari-cari teks berkenaan dengan kekuatan super dari sesosok orang yang bisa menjadi juru selamat. Karena memang “nubuwatan” tentang itu ada pada tiap-tiap agama, dan juga bangsa.
Dari masa ke masa kita pun menyaksikan beberapa orang mendakwakan diri sebagai reformer, imam mahdi, atau ratu adil. Sosoknya datang dan hilang silih berganti seiring interpensi dari berbagai pihak. Di dalam islam sendiri, narasi-narasi khilafah pun kemudian muncul seiring keadaan dunia yang memang dipandang sudah tepat untuk kedatangan seorang utusan Tuhan dan kebangkitan Islam. Kerinduan ini timbul dari ketidakpuasan akan sebuah sistem baik itu agama ataupun konsep kenegaraan yang dirasa belum bisa menjawab kebutuhan akan kenikmatan hidup. Apalagi Nabi Muhammad Saw pun seolah telah membuka kotak pandora dengan menyampaikan berbagai nubuatan mengenai akhir zaman, dan sosok yang akan diutus Tuhan setelah beliau saw.
Di tengah ketidak pastian dan harap-harap cemas yang terus muncul berulang itu, alangkah lebih baik jika orang-orang melihat kepada Muslim Ahmadiyah. Satu firqah dalam Islam yang sudah sejak lama memproklamirkan seorang ratu adil, yang dinantikan dunia tersebut. Setidaknya sudah seratus tahun lebih pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as menyatakan bahwa beliau adalah Imam Mahdi yang dinantikan dan dijanjikan kedatangannya, serta Isa yang ditunggu kehadirannya untuk kedua kali.
Begitu banyak dalil yang diungkap melalui selebaran, ratusan buku yang beliau tulis. Begitu nyata janji-janji Allah bisa disaksikan dari setiap pendakwaan beliau as. Keteguhan pendirian serta pesatnya kemajuan jemaatnya lebih dari cukup untuk mendukung pendakwaan beliau as sebagai sosok yang dinanti-nanti tersebut.
Sebagaimana sunatullah, ketika seseorang mendakwakan diri sebagai seorang utusan Tuhan, selain ada yang mengimaninya tentu ada juga yang menolaknya, bahkan memusuhi dan berupaya menjatuhkannya. Berbagai macam gerakan dibuat untuk membendung gerak dakwah yang digaungkannya. Fatwa, bahkan persekusi seolah menjadi hal yang lumrah dialami para jamaahnya. Kehilangan rumah, pekerjaan, pendidikan, rumah ibadah, bahkan nyawa menjadi taruhan dalam mempertahankan keyakinannya. Namun pada akhirnya, sejarah akan menjadi saksi bahwa apa yang datang dari Tuhan tak akan pernah hilang oleh ketidak-sukaan dan penentangan.
Allah swt berfirman: “Dan jika kamu dalam keraguan tentang apa yang telah Kami turunkan kepada hamba Kami, maka datangkanlah satu surah yang semisalnya, dan panggillah penolong-penolong selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah 2:24)
Sejalan dengan firman-Nya tersebut maka, kalaulah konsep Imam Mahdi dan Al-Masih yang disuguhkan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as dan Jemaat Muslim Ahmadiyah tidak diterima, maka silahkan para penentang memberikan konsep lain dan memunculkan siapa sosok Imam Mahdi yang dinanti-nantinya itu. Kemudian perhatikanlah kepada pihak mana Allah Ta’ala akan memberikan dukungan-Nya.