Begitu banyak perbincangan tentang perdamaian dunia dan konflik yang terjadi di seluruh dunia. Keadaan ini telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran. Ancaman meningkatnya estremisme dan awan gelap terorisme telah meliputi banyak negara.
Sayangnya, banyak yang menyalahkan Islam, dengan mengatakan bahwa Islam menyebarkan ajaran ekstremisme, dengan sering menampilkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai Muslim.
Jadi, saya ingin menunjukkan titik terang terhadap apa saja yang ada dibalik militansi yang luar biasa seperti itu, terutama di negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim.
Pada kenyataannya, tanggung jawab dari tindakan-tindakan tersebut sebenarnya ada pada para ulama Islam dan organisasi-organisasi ekstremis yang telah keliru memahami isu Jihad. Mereka menganggap bahwa pembunuhan dengan pedang itu dibenarkan sebagai kewajiban agama.
Para ulama tersebut sengaja menyalahtafsirkan beberapa ayat Al-Qur’an dan menyamakan Jihad Islam dengan pemberontakan untuk kepentingan dan tujuan pribadi mereka.
Mereka mengajarkan para pengikutnya untuk melawan orang-orang kafir sampai mereka menerima Islam atau dibunuh. Mereka juga berpendapat bahwa hukuman murtad adalah kematian.
Tahun lalu, satu kelompok kejam telah menyebarkan jaringan teror dan telah menjadi sebab keprihatinan besar dunia. Mereka adalah ISIS atau IS.
Tindakan kelompok teroris ini tidak hanya berdampak bagi negara-negara Muslim, karena negara-negara di Eropa juga terdampak oleh kebrutalan mereka. Organisasi tersebut juga terdapat di berbagai belahan dunia.
Beberapa hari yang lalu, Syed Munawar Hasan, mantan pemimpin Jamaat Islami, sebuah organisasi politik religius di Pakistan mengesampingkan penyelesaian masalah melalui disposisi demokratis dan menyerukan budaya Jihad untuk mengatasi tantangan masa sekarang.
Ia mengusulkan melancarkan Jihad dan Qital fi Sabilullah untuk menghapuskan penindasan dan ketidakadilan dari dunia. Ia menekankan bahwa pesannya ditujukan kepada seluruh dunia Muslim. Ikan membusuk dari kepala, para pemimpin dan para ulama Islam telah mengeksploitasi keluguan dan ketidaktahuan para pengikutnya. Mereka telah menyesatkan orang-orang untuk meyakini bahwa kunci surga terletak pada tindakan-tindakan menindas, kejam dan tidak bermoral.
Padahal, kebebasan hati nurani adalah prinsip fundamental Islam Dalam keadaan apapun, tidak pernah diizinkan untuk memaksa orang lain untk menerima Islam atau agama manapun. Semua orang bebas untuk beriman ataupun tidak beriman. Nabi Muhammad saw saja hanya diizinkan untuk menyampaikan dakwah Islam dan tidak lebih dari itu.
Maka bagaimana bisa mereka yang disebut sebagai pemimpin Muslim saat ini telah melampaui hal tersebut dan berpikir bahwa mereka memiliki lebih banyak kekuasaan, hak dan otoritas lebih dari Nabi Muhammad saw?
Lebih dari satu abad yang lalu, pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah telah menjelaskan makna jihad yang benar dan memperingatkan bahwa setiap ideologi ekstrimisme akan menyebabkan konflik dan perang.
Beliau menjelaskan bahwa Islam tidak mengizinkan umat Islam untuk mengobarkan perang ofensif tetapi hanya boleh membela diri jika diserang.
Beliau tegas mengutuk perang dan pembunuhan orang yang tak bersalah. Beliau mengatakan:
“Tidakkah memalukan bahwa orang asing harus terbunuh secara tidak adil saat sibuk dalam urusan sehari-hari, sehingga istrinya menjadi janda, anak-anaknya menjadi yatim dan mengubah rumahnya menjadi rumah duka? “Perkataan manakah dari Nabi Muhammad saw dan ayat Al-Qur’an yang mengizinkan tindakan seperti itu?” Adakah Maulwi yang bisa memberi tanggapan? “Orang-orang bodoh mendengar kata Jihad dan menjadikannya alasan untuk pemenuhan keinginan pribadi mereka. Atau, mungkin itu adalah suatu kegilaan belaka yang mencondongkan mereka ke arah pertumpahan darah.”
Beliau menjelaskan bahwa Jihad sebenarnya adalah perjuangan dalam mereformasi diri, melayani umat manusia, memberantas kemiskinan dan penderitaan, membawa manusia lebih dekat kepada Sang Pencipta, menyebarkan pesan Allah dengan cinta dan kasih sayang dan memperluas perdamaian dan keamanan kepada orang lain.
“Jadilah penuh kasih sayang terhadap semua orang karena Allah taala semata supaya kamu mendapat belas kasihnya di langit. Datanglah dan aku akan mengajarkan Anda cara yang akan menjadikan cahaya menang atas semua cahaya lainnya. Tinggalkanlah semua kedengkian dan iri hati; berbelas kasihlah bagi umat manusia dan leburkanlah dirimu pada Tuhan,” jelas beliau.
Jika kita terlibat dalam jihad seperti itu, maka hal itu akan menjamin kekebasan beragama, hak asasi manusia, keadilan dan persamaan bagi semua orang. Jihad ini akan mengakhiri segala macam ekstremisme dan akan meruntuhkan dinding-dinding kebencian dan kedengkian. Ini akan menyebarkan aroma cinta dan kasih sayang di seluruh dunia.
[email protected] Laiq Ahmed Atif is president, Ahmadiyya Muslim Jamaat Malta
Sumber: Timesofmalta.com