By: Rauhun Tayibah, Kemang – Bogor.
Perumpamaan hidup berkeluarga dalam sebuah rumah tangga adalah ibarat seekor burung yang sedang terbang, melaju dengan kedua sayapnya ke suatu tempat yang dituju. Kedua sayapnya itu simbol bagi pasangan suami istri yang saling membantu, melengkapi dan penyeimbang dalam mengarungi samudera kehidupan.
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mudah. Pekerjaan yang tidak bisa dianggap remeh. Seorang ibu rumah tangga yang baik akan menjadi tonggak utama berjalannya fungsi sebuah keluarga.
Setiap orang memiliki hak membuat konsep seperti apa rumah tangganya nanti. Jika konsepnya ingin mencapai tujuan dunia maka pasangan akan menyusun rencana secara dunia dan bila konsepnya berdasarkan agama maka kedua pasangan akan mempersiapkan sesuai ajaran agama. Namun sebagai seorang muslim tentu yang kita inginkan adalah membawa rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan ajaran Al Qur’an yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pada awal mula menuntut umatnya sebelum menjalankan sebuah rumah tangga hendaknya memilih calon pendamping sesuai dengan sabda beliau SAW:
“Ada empat sebab orang memilih teman hidupnya. Sebagian orang memilih sebab harta bendanya. Sebagian lagi sebab keturunannya. Sebagian lagi sebab tertarik oleh kecantikannya. Dan sebagian lagi memandang pentingnya akhlak dan agamanya. Hendaknya engkau selalu mengutamakan akhlak dan agamanya. Kalau tidak tanganmu kelak akan dikotori oleh lumpur”. (Hadist Bukhari, Muslim dan Miskat, hlm 297)
Apabila sudah sejak awal pemilihan pendamping hidup dilakukan sesuai dengan nasehat Rasulullah SAW maka dia kelak akan menjadi ibu dari anak-anak yang akan menjadi generasi penerus keturunan yang berkelanjutan. Mempersiapkan seorang ibu yang akan mejadi pendidik anak-anak berarti mempersiapkan generasi masa depan yang baik.
Agama Islam menuntun seorang wanita menjadi ibu rumah tangga yang sesuai dengan ajaran Al-qur’an dan sunnah Rasul SAW. Bagaimana tuntunan itu:
Menjadi wanita yang cerdas
Kita mengetahui bahwa dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalehah, karenanya wanita yang berpikiran maju akan selalu ingin menambah pengetahuannya bukan hanya tentang urusan dunia yang remeh temeh saja namun berkenaan dengan ilmu agama, kewanitaan, kemasyarakatan dan sebagainya demi meraih mahkota tertinggi yaitu predikat sebagai wanita yang diridhai Allah Ta’ala.
Oleh sebab itu wanita harus terdidik agama dan akhlak mulia sehingga kelak pantas menjadi pendamping suami dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.
Seorang ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi bukan semata untuk dia sendiri namun ilmunya akan dia terapkan untuk pendidikan anak-anaknya. Mendorong anak-anaknya juga untuk berpendidikan tinggi dan berilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu dunia.
Mendampingi suami dengan setia
Istri yang shalehah akan selalu berada di samping suaminya dalam setiap situasi dan kondisi, menemani di saat suka maupun duka, menentramkan hati suami dikala gundah gulana, menjadi kekasih dan sahabat setia sehingga suaminya semakin bertambah cinta kepadanya. Istri seperti inilah akan mendapat balasan surga sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Tiapa-tiap istri yang wafat dan diridhai oleh suaminya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tarmidzi dan Ibnu Majah)
Mengasuh anak-anak dengan lemah lembut dan penuh kasih
Seorang wanita shalehah tentu tidak akan menyia-nyiakan amanat Allah SWT yaitu anak-anak. Karena kelak ia akan bertanggung jawab dihadapan Allah SWT atas amanat yang diberikan kepadanya. Ia akan bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya agar si anak menjadi anak yang shaleh dan shalehah yang kelak akan berbakti kepada orang tuanya.
Ibu adalah madrasah pertama bagi seorang anak. Ditangan ibulah anak akan lebih banyak mendapat pendidikan karena hari-hari seorang anak lebih banyak bersama ibunya. Seorang ibu yang baik dan sholehah tentu akan mengajarkan hal yang sama pada anak anaknya. Begitu besarnya peranan seorang ibu karenanya Allah SWT mengganjarkan Surga di bawah Telapak kaki Ibu
Menjadi wanita yang sabar dan rela berkorban
Seorang ibu harus menunjukkan sikap yang sabar dalam membangun rumah tangganya terutama dalam mendidik anak-anak. Sabar menghadapi suami, menjadi penyejuk hati suami dikala keadaan seperti apapun.
Harus mengedepankan sikap rela berkorban dan tidak mengedepankan egonya.
Wanita yang shaleh tidak akan banyak menuntut dari suaminya dalam hal keduniawian di luar batas kemampuan suaminya. Jika dikaruniakan rezeki ia akan ridha berapa pun besarnya bahkan selalu mengajak suaminya untuk bersama-sama membelanjakan dijalan Allah.
Menjaga kehormatan suami
Seorang wanita yang sudah berumah-tangga segala kehidupannya hanya untuk rumah tangga suaminya. Kemanapun ia melangkahkan kakinya harus mendapat ijin dari suaminya. Suami istri harus saling menjaga martabat dan kehormatan. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya sejahat-jahat manusia disisi Allah pada hari kiamat ialah seorang suami yang suka membuka rahasia isterinya dan si istri membuka rahasia suaminya, kemudian menyebarkan rahasia keduanya.” (HR.Muslim dan Ahmad)
Karena itu dalam berumah tangga harus saling menjaga dan saling mengingatkan agar terlepas dari hal-hal yang mendatangkan kemarahan Allah SWT.
Selalu berkata sopan dan jujur
Rumah tangga harus dibangun dengan terbuka dan kejujuran. Selalu mengedepankan ucapan-ucapan yang sopan tidak saling menyakiti satu sama lain. Islam mengajarkan Qulu Qaulan Syadidan, yakni berkatalah selalu dengan perkataan yang lurus dan hikmah.
Hendaknya kepada suami harus selalu berkata yang sopan dan menghindari ucapan-ucapan yang memicu perselisihan. Terlebih dihadapan anak-anak jangan sampai anak-anak meniru apa yang dia lihat dan dia dengar. Akan sangat baik bila ada perselisihan lakukan disaat anak-anak sudah tidur atau tidak berada dirumah. Jadilah model yang pantas untuk ditiru oleh anak-anak karena mereka pun kelak akan melakukannya kepada anak keturunan berikutnya.
Menjaga dan merawat rumah tangga suaminya.
Rumah yang bersih dan terawat akan membuat nyaman dan betah penghuni rumahnya. Menjaga kebersihan rumah bukan hanya rumah itu sendiri namun kebersihan pakaian suami dan anak-anak juga termasuk di dalamnya.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah saw bersabda; “Jika seorang istri mencuci pakaian suaminya maka Allah akan mencatatnya memperoleh seribu pahala, mengampuni seribu dosa, mengangkat derajatnya seribu tingkatan, dan akan dimintakan ampun oleh segala sesuatu yang terkena sinar matahari.”
Selalu berdoa untuk kebaikan rumah tangganya
Membangun rumah tangga bukan semata karena kemampuan lahiriah semata tetapi juga membutuhkan pertolongan Allah SWT. Karenanya banyak-banyaklah berdoa dan tetap teguh pada jalan Allah agar keluarga dan rumah tangga menjadi kokoh.
Rumah tangga yang dibangun atas dasar ingin meraih keridhaan Allah SWT di dalamnya akan dirasakan ketentraman, kedamaian laksana surga bagi penghuninya. Hendaknya kita bisa menciptakan suasana rumah yang memberi rasa bahagia, tentram dan selalu dekat kepada Allah SWT.
Demikianlah beberapa aspek yang kiranya perlu diketahui dan mampu memberi manfaat bagi tiap-tiap wanita untuk membangun suksesnya dalam hidup berumah tangga. Perumpamaan hidup berkeluarga dalam sebuah rumah tangga adalah ibarat seekor burung yang sedang terbang, melaju dengan kedua sayapnya ke suatu tempat yang dituju. Kedua sayapnya itu simbol bagi pasangan suami istri yang saling membantu, melengkapi dan penyeimbang dalam mengarungi samudera kehidupan.
Tdk mudah untuk jadi seorang wanita, karena beban yang di pikulnya begtu berat n harus punya kesabaran yang luar biasa.
Masyaa Allah pemaparan di bun say bgtu hebat, makasih bun say semoga kami2 sebagai wanita bisa menjadi wanita2 yang di ceritakan dlm Firman Nya yaitu wanitabyang shalehah agar menjadi perhiasan baik di dunia n diakhirat kelak.
Aamiin yra
Aamiin Allahuma aamiin
Tulisan yang sangat bagus, teruslah berkarya…❤️❤️