Ada perbedaan antara persepsi orang awam terhadap Islam dengan ajarannya yang hakiki. Sebagian orang banyak yang khawatir terhadap Islam, karena disebabkan ketidaktahuan atau karena penggambaran media. Mungkin mengejutkan sebagian orang, tetapi penggambaran Islam di media menjadi perhatian terbesar orang terhadap Islam daripada yang lain, terutama ketika hal itu mengarah pada asosiasi tindakan dan nilai-nilai yang kita tahu sangat bertentangan dengan keyakinan Islam.
Kekhawatiran semacam ini bukanlah hal baru dan dalam menjawab pertanyaan tentang Islam, Khalifah Jamaah Ahmadiyah yang ketiga, Hazrat Mirza Nasir Ahmad telah menggarisbawahi bahwa menurut Islam manusia itu setara di hadapan Tuhan. Beliau menambahkan:
“Islam mengajarkan kita untuk hidup dengan semangat cinta, kasih sayang dan kerendahan hati. Islam mengajarkan kita bahwa tidak ada bedanya antara seorang Muslim atau non Muslim. Pesan saya kepada Anda semua adalah Anda harus memiliki ‘Cinta untuk semua, Kebencian tidak untuk siapapun!, Love for all, Hatred for none”.
(REVIEW OF RELIGIONS, MARET 2018)
Kata-kata ini diulangi lagi pada konferensi pers setelahnya dan konferensi pers lainnya di Piccadilly, London.
Ini adalah moto khusus Jamaah Muslim Ahmadiyah dalam upayanya untuk mempromosikan ajaran Islam hakiki yang damai.
Moto ini mencerminkan pandangan Ahmadiyah yang sejak dulu menolak kekerasan dan terorisme dan pandangan yang memisahkan antara urusan agama dan politik dan penegakan hak asasi manusia, termasuk kebebenasan beragama bagi semua orang.
Muslim Ahmadi senantiasa berupaya menjalani hidup sesuai pesan-pesan Islam yang sederhana tetapi mendalam yang dapat diringkas dalam semangat ‘Love for all, Hatred for None.”
Nilai-nilai Loyalitas, Kebebasan, Kesetaraan, Saling Menghormati dan Perdamaian merupakan kunci yang menopang moto ini dan mencerminkan ajaran hakiki Islam yang seringkali terselimuti kabut peristiwa-peristiwa dunia.