By: Mln. Dudi Abdul Hamid, Salatiga – Jateng.
Pandemi yang terjadi saat ini dan arahan Pemerintah kepada semua orang untuk tetap tinggal di rumah telah memberikan banyak manfaat-manfaat yang bersifat rohani.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Atba
Orang beriman yang mengamalkan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw selalunya akan beruntung. Sungguh menajubkan keadaannya. Apapun keadaan yang dihadapinya. Kuncinya, tergantung bagaimana ia menyikapi semua masalah yang dihadapinya. Kalau ia diberi kesenangan maka ia akan bersyukur. Dengan bersyukur maka nikmat dan karunia Allah akan ia terima lebih banyak lagi. Dan bila musibah menimpanya maka ia akan bersabar. Dan dengan bersabar maka kesabarannya akan lebih mendekatkan dia kepada Allah Swt.
Yang Mulia Rasulullah saw bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
Artinya :“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim).
Seperti dalam menghadapi pandemi virus corona Covid-19 dalam tiga empat bulan terakhir ini. Bagi orang mukmin ini merupakan ujian ketaatan kepada perintah agamanya. Pemerintah telah menyerukan himbauan stay at home, social distancing dan physical distancing. Ketaatan kepada pemerintah adalah bagian penting dari keimanan seorang mukmin. Bagi yang mentaati dan menjalaninya dengan legowo banyak hikmah yang didapat tentunya, selain membantu memutus rantai penyebaran virus, meringankan para pejuang di garda terdepan.
Dalam Khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfa-tul-Masīh V, Mirza Masroor Ahmad atba pada 24 April 2020 di Masjid Mubarak Islāmabad, Tilford, Inggris. Hudhur atba bersabda:
“Pandemi yang terjadi saat ini dan arahan Pemerintah kepada semua orang untuk tetap tinggal di rumah telah memberikan banyak manfaat-manfaat yang bersifat rohani. Banyak orang menulis, bahwa rumah mereka memiliki suasana ruhani baru, di mana mereka mendirikan shalat secara berjamaah dan mendengarkan daras-daras. Mereka juga bersama-sama mendengarkan Khutbah Jum’at dan menonton MTA. Jika Lockdown diperpanjang hingga sepanjang bulan Ramadhān, maka kita harus melanjutkan shalat secara berjamaah di rumah dan belajar dengan semangat yang lebih besar.”
Sebelumnya, karena kesibukan kerja di luar rumah dan seabreg aktivitas sosial lainnya banyak orang yang susah hanya untuk sekedar bertemu apalagi bercengkrama dengan keluarga khususnya anak-anak di rumah. Banyak yang berangkat kerja di pagi hari buta sementara anak-anak masih tertidur. Begitu juga di saat pulang malam pun sudah larut dan anak-anak pun sudah tetidur.
Tapi dalam masa pandemi ini bilkhusus di bulan suci Ramadhan keadaan betul-betul berbeda. Karena jam kantor juga dikurangi bahkan beberapa kantor atau perusahaan menerapkan work from home sehingga banyak kesempatan orang tua berkumpul di rumah dengan buah hati tercintanya. Ditambah lagi dengan anjuran pray at home maka semakin banyak orang tua yang bisa melaksanakan shalat berjamaah di rumah.
Ini betul-betul telah membuat suasana keruhanian baru. Anak laki-laki yang mulai beranjak dewasa mendapat giliran untuk mengimami keluarga sementara sang ayah menjadi makmum. Demikian juga sang adik tampil memberikan daras. Di satu sisi ini juga tantangan bagi orang tua untuk meningkatkan hafalan Al-Quran dan wawasan keagamaannya.
Terlebih bagi Muslim Ahmadi dalam masa darurat COVID-19 sarana untuk tarbiyat keluarga di rumah lebih dari biasanya. Semakin banyak kesempatan untuk mendapat tarbiyat langsung dari Hadhrat Khalīfa-tul-Masīh V atba melalui MTA 24 jam yang sudah banyak diterjemahkan. Begitu juga daras-daras Al-Quran Hadhrat Khalīfa-tul-Masīh IV rh. PB Jemaat Ahmadiyah Indonesia juga menyelengarakan program KPA Online yaitu Tarbiyat, Talim dan Ta’limul Qur’an Ramadhan. Belum lagi tarbiyat online yang diinisiasi oleh jemaat lokal dan wilayah. Dan tak kalah meriahnya banyak Muballigh yang menyajikan siraman rohani lewat youtube dan podcast.
Gara-gara stay at home, pray at home dan work from home banyak orang tua yang tambah saling menghargai dan mengasihi satu sama lain. Terutama suami yang semakin mengharagai istrinya. Karena ternyata pekerjaan rumah tangga tidaklah kalah beratnya dengan pekerjaan kantoran. Bagaimana tidak, pekerjaannya tidak ada putus-putusnya, tapi karyanya hampir tidak kelihatan. Kalau hanya untuk satu dua hari saja, it’s oke. Tapi kalau harus berhari-hari, bermingu-mingu apalagi berbulan-bulan akan lain lagi ceritanya. Belum lagi mereka harus mendampingi anak-anak.
Mendampingi anak-anak belajar juga bukan pekerjaan enteng. Betul-betul membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Sehingga kondisi ini banyak menyadarkan orang tua untuk menghargai dan menghormati bapak ibu guru yang selama ini telah mendidik anak-anaknya. Yang mungkin selama ini masih beranggapan mengajar itu mudah dan menyenangkan, padahal tidak sesederhana itu.
Oleh karenanya mari kita pandai-pandai bersikap. Apapun keadaan yang telah, sedang dan akan terjadi, itu semua untuk kebaikan kita. Biar kita lebih bersyukur, menghargai, mengasihi, bersabar dan ikhlas. Dan kuncinya tergantung dalam bagaimana kita menyikapi.