Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang memiliki banyak sekali keragaman, mulai dari suku, bahasa, budaya bahkan agama. Oleh karena itu Pancasila dan UUD 1945 dianggap sebagai ideologi yang sangat tepat untuk sebuah negara dengan berbagai macam keragaman tersebut. Pancasila dipercaya mampu untuk menjaga dan memperhatikan hak-hak setiap warga negara, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada. Pancasila juga diyakini sebagai asas penting bagi setiap warga negara untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dalam memajukan rasa nasionalisme dan menciptakan kesejahteraan bagi semua kalangan.
Indonesia juga merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 230 juta jiwa. Tentu saja umat muslim yang ada di negeri ini pun terdiri dari berbagai macam kelompok. Ada muslim yang toleran dan juga kaum muslim yang fanatik bahkan cenderung radikal. Perbedaan tingkat keilmuan dan pemahaman mengenai ajaran Islam dalam diri setiap kelompok – khususnya dalam diri perorangan – yang pada akhirnya menciptakan polemik yang tak kunjung usai di lingkungan umat Islam terkait dasar ideologi Indonesia sebagai sebuah negara. Di satu sisi, kelompok toleran dan liberal meyakini bahwa Pancasila adalah ideologi yang sangat tepat dan benar untuk mewakili kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan di sisi yang lain, kelompok radikal berpendapat bahwa Pancasila bukanlah ideologi yang tepat untuk Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, melainkan syariat Islam-lah yang harus ditegakkan untuk mendapatkan kesusksesan dan keberhasilan. Hal tersebut dikarenakan harus “sesuai dengan kehendak Allah dan rasul-Nya” melalui pendirian system Khilafah yang berjalan sesuai dengan syariat Al-Quran.
Kelompok kedua ini mengusahakan berbagai cara untuk merealisasikan rencananya, mulai dari tindakan gerilya bahkan sampai yang terang-terangan mengadakan fitnah terhadap pemerintah. Tentu saja ini menjadi kendala dan masalah yang fatal untuk perkembangan suatu bangsa. Namun apakah benar Pancasila bukanlah ideologi yang tepat dan tidak berdasarkan pada ajaran agama Islam sehingga sebagian umat Islam yang intoleran menyatakan penolakan mereka terhadap ideologi ini? Jawabannya kita kembalikan pada kalimat yang telah disampaikan sebelumnya, yaitu “perbedaan tingkat keilmuan dan pemahaman mengenai ajaran Islam”. Keilmuan yang dimiliki oleh sebagian umat muslim tentang ajaran Islam yang hakiki ini belum sepenuhnya meresap di dalam hatinya dan belum memahami konteks yang sebenar-benarnya.
Pada hakikatnya, Islam adalah agama yang berlandaskan pada kasih sayang, perdamaian, keselamatan, toleransi, ketentraman dan kesejahteraan. Hal ini dijelaskan sendiri dari kata “Islam” yang artinya patuh, berserah diri, masuk ke dalam kedamaian, keselamatan, kemurnian dan banyak makna lainnya. Jadi sejatinya Islam adalah agama yang memperhatikan keselamatan dan kedamaian setiap makhluk hidup, terlepas dari setiap perbedaan yang ada. Makna tersebut dibuktikan dari teladan-teladan yang telah ditampilkan oleh junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad Saw sepanjang hidup beliau. Standar kebajikan yang beliau amalkan dalam hubungan dengan seluruh umat manusia dari berbagai golongan menjadi gambaran sempurna dari ajaran Al-Quran dan firman Allah Ta’ala yang tidak akan didapati tandingannya pada manusia lain. Inilah ajaran Islam yang sejati, ajaran yang mampu memberikan kedamaian dan ketenteraman kepada setiap orang dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
Kemudian jika kita mempelajari kitab suci Al-Quran dengan seksama dan penuh perenungan, maka kita pasti akan mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya Pancasila itu adalah sebuah ideologi yang referensinya didapatkan dalam Al-Quran itu sendiri. Ada banyak ayat-ayat Al-Quran yang mendukung setiap sila yang ada di Pancasila. Sehingga ini membuktikan bahwa sejatinya Pancasila adalah sebuah ideologi yang sesuai dengan ajaran Islam itu. Ideologi negara ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan firman-firman Tuhan di dalam Al-Quran. Berikut ini akan dikutipkan beberapa ayat-ayat Al-Quran yang mendukung sila-sila yang terkandung di dalam Pancasila.
Sila pertama adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini sesuai dengan ayat Al-Quran surah Al-Nahl: 22 dimana Allah Ta’ala berfirman bahwa “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa”. Ayat lainnya yang sesuai dengan sila ini juga termaktub dalam surah Al-Nahl: 51 dimana Allah berfirman “Dan Allah berfirman ‘Janganlah kamu menyembah dua Tuhan, hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa”. Demikian juga masih banyak lagi ayat-ayat suci Al-Quran yang dengan jelas menyatakan ke-Esa-an Tuhan.
Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Ayat Al-Quran yang sesuai dengan sila ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang keadilan dan usaha untuk selamat dari sifat zalim terhadap makhluk hidup. Salah satu diantaranya adalah Surah Al-Nahl: 90, Allah Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Sila ketiga adalah persatuan Indonesia. Kalimat ini mengandung makna bahwa ada banyak sekali keragaman baik dari segi suku bangsa, budaya, bahasa, agama dan keragaman lainnya yang akan membentuk Indonesia menjadi sebuah negara kesatuan. Sejatinya keragaman inilah yang pada akhirnya menciptakan semangat nasionalisme di dalam diri masyarakat untuk meraih kemajuan demi kemajuan secara bersama-sama. Tujuan dari perbedaan dan keragaman itu sendiri telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam surah Al-Hujurat: 13, yaitu “Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
Sila keempat adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan. Sila ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebaikan umat secara keseluruhan sehingga musyawarah sangatlah penting guna mencapai tujuan tersebut. Musyawarah juga adalah hal yang dianggap penting dan diajarkan oleh kitab suci Al-Quran. Dalam surah Ali Imran: 159 Allah Ta’ala berfirman “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” Bersamaan dengan itu surah Asy-Syuura: 38 juga menjelaskan hal serupa, “dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.”
Sila kelima adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini mengisyaratkan kepada pemerataan kesejahteraan bagi setiap masyarakat yang tinggal dan hidup di Indonesia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kesejahteraan setiap orang tanpa pilih kasih karena pada hakikatnya Islam berusaha untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang penuh dengan rasa keadilan, tenggang rasa, simpati dan empati untuk orang lain. Menggambarkan itu Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Dzariyat: 19, “Dan pada harta-harta mereka, ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” Menguatkan hal tersebut, firman Allah Ta’ala dalam surah Al-Ma’arij: 24-25 menyatakan, “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).”
Demikianlah beberapa ayat-ayat Al-Quran yang sebenarnya malah mendukung ideologi Pancasila, bukan malah bertentangan dan saling berbenturan. Kami setuju bahwa syariat dan petunjuk Al-Quran adalah pedoman hidup yang sangat sempurna dan tepat untuk diamalkan dalam keadaan dan masa apapun. Namun, apabila pelaksanaan dan pengamalannya disertai dengan pengetahuan serta pemahaman yang tidak sempurna, tidak sesuai dengan teladan mulia yang ditunjukkan oleh Rasulullah Saw, maka hal tersebut hanya akan membawa petaka bagi semua oramg sebagaimana yang kita saksikan di beberapa negara yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Ingatlah bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya mengajarkan untuk memenuhi hak-hak Allah dengan sempurna, melainkan menekankan untuk memenuhi dan menyempurnakan hak-hak setiap makhluk Allah. Terlepas dari perbedaan yang dimiliki baik dari segi suku bangsa, bahasa, budaya bahkan agama sekalipun. Pancasila sangat tepat ditetapkan sebagai ideologi bangsa kita tercinta, sebagai pelindung dan penjaga hak untuk setiap masyarakat yang begitu majemuk ini. Pancasila merupakan ideologi negara yang menjadi manifestasi dari ajaran Islam yang memberikan kedamaian dan keselamatan untuk setiap masyarakatnya.